Cintaindonesia.web.id - Tradisi satu ini merupakan salah satu ritual yang sering dilakukan di hampir semua kegiatan adat masyarakat Aceh. Namanya adalah Tradisi Peusijuek.
Apakah tradisi Peusijuek itu?
Peusijuek adalah salah satu ritual atau prosesi adat dalam budaya masyarakat Aceh.
Tradisi ini biasanya dilakukan untuk memohon keselamatan, ketentraman,
dan kebahagiaan dalam kehidupan. Tradisi Peusijuek merupakan salah satu
tradisi yang sudah ada sejak zaman dahulu, dan masih sering dilakukan
hingga sekarang. Tradisi ini biasanya sering dilakukan di hampir semua
kegiatan adat masyarakat Aceh, seperti pernikahan adat, perayaan adat,
syukuran dan upacara adat lain-lain.
Asal Usul Tradisi Peusijuek
Tradisi Peusijuek
ini merupakan salah satu tradisi lama masyarakat Aceh. Menurut
sejarahnya, Tradisi Peusijuek ini merupakan salah satu peninggalan
kebudayaan Hindu. Kebudayaan Hindu di Aceh sendiri disebabkan karena
hubungan antara Aceh dan India di masa lampau, sehingga
secara tidak langsung budaya Hindu yang dibawanya mulai mempengaruhi
kebudayaan masyarakat Aceh. Salah satunya adalah dengan adaya Tradisi Peusijuek ini. Kata “Peusijuek” sendiri diambil dari kata “sijue’”, yang dalam bahasa Aceh berarti “dingin”. Sehingga dapat juga diartikan mendinginkan atau menyejukan.
Pada
saat itu upacara peusijuk yang dilaksanakan masih menggunakan mantra
atau doa-doa tertentu. Namun semenjak masuknya agama Islam di Aceh,
tradisi tersebut kemudian diubah dengan memasukan unsur keIslaman
didalamnya seperti doa-doa keselamatan, shalawat, doa-doa dalam
ajaran Islam lainnya. Walaupun begitu prosesi pelakasanaan Peusijuek ini
masih tetap dipertahankan hingga seperti bentuk yang sekarang.
Fungsi Tradisi Peusijuek
Dalam
budaya masyarakat Aceh, tradisi Peusijuek pada dasarnya difungsikan
untuk memohon keselamatan, ketentraman, dan kebahagiaan dalam kehidupan.
Namun fungsi peusijeuk ini juga dibagi menjadi beberapa jenis, di
antaranya seperti, Peusijuek meulangga (saat perselisihan), Peusijuek pade bijeh (mulai menanam padi), Peusijuek tempat tinggai (menghuni rumah baru), Peusijuek peudong rumoh(membangun rumah), Peusijuek kaurubeuen (saat berkurban), Peusijuek kendaraan, Peusijuek naik haji, Peusijuek khitan, dan Peusijuek pernikahan.
Pelaksanaan Tradisi Peusijuek
Pelaksanaan
ritual Peusijuek biasanya dilakukan oleh tokoh agama atau tokoh adat
yang dituakan oleh masyarakat. Hal ini diharuskan karena tradisi
Peusijuek merupakan ritual yang dianggap sakral, sehingga untuk
melakukannya haruslah orang yang paling mengerti tentang doa-doa dan
prosesi dalam ritual tersebut. Apa bila orang yang diPeusijuek adalah kaum laki-laki, biasanya adakan dilakukan oleh Teungkuatau Ustadz. Sedangkan apa bila yang diPeusijuek adalah kaum perempuan, maka akan dilakukan oleh Ummi atau seorang wanita yang dituakan oleh masyarakat.
Dalam
pelaksanaan tradisi Peusijuek ini ada 3 hal yang paling penting, yaitu
perangkat alat serta bahan peusijuek, gerakan, dan doa. Untuk perangkat
dan bahan Peusijuek biasanya terdiri dari talam, bu leukat(ketan), u mirah (kelapa merah), breueh pade (beras), teupong taweue (tepung yang dicampur air), on sisikuek( sejenis daun cocor bebek), manek manoe (jenis daun-daunan), naleueng sambo (sejenis rumput), glok (tempat cuci tangan) dan sangee (tudung saji). Bagi masyarakat Aceh, setiap bahan Peusijuek ini memiliki filosofi dan arti khusus di dalamnya.
Gambar : Perangkat Alat Dan Bahan Peusijuek |
Gerakan
memercikan peusijuk juga merupakan salah satu hal yang sangat penting,
karena sifatnya yang sakral sehingga untuk melakukannya tidak boleh
salah. Gerakan tersebut biasanya dilakukan dari kiri ke kanan dan dari
kanan ke kiri, serta sesekali juga dilakukan dengan gerakan menyilang.
Gerakan dalam memercikan peusijuk ini tentunya juga mempunyai filosofi
dan makna khusus di dalamnya.
Doa
merupakan unsur terpenting dalam tradisi ini, karena inti dari upacara
Peusijuek adalah memohon kepada tuhan agar diberikan keselamatan,
kebahagiaan dan kesejahteraan bagi yang membuat acara. Doa yang
digunakan merupakan doa dalam ajaran agama Islam yang sering digunakan
dalam tradisi Peusijuek. Oleh karena itulah yang melakukan upacara
tersebut harus tokoh agama atau adat yang sudah paham dan dipercaya oleh
masyarakat.
Makna Tradisi Peusijuek
Sebagai
salah satu warisan budaya, tradisi Peusijuek sangat kaya akan
nilai-nilai dan makna khusus di dalamnya. Bagi masyarakat Aceh, tradisi
Peusijuek dimaknai sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas segala
nikmat dan kebahagaiaan yang diberikan kepada mereka. Selain itu
tradisi ini juga sekaligus menjadi permohonan serta harapan agar selalu
memperoleh keselamatan, keberkahan dan kesejahteraan.
Perkembangan Tradisi Peusijuek
Dalam
perkembangannya, tradisi Peusijuek masih terus dilestarikan dan
dipertahankan hingga sekarang. Tradisi ini masih sering dilakukan di
berbagai acara adat seperti pernikahan, selamatan, perayaan dan acara
adat Aceh lainnya. Walaupun ada beberapa orang menganggap tradisi
peusijuk ini hampir mirip dengan tradisi agama Hindu, namun dalam segi
cara, isi dan tujuannya sangat berbeda berbeda.
Masyarakat
Aceh percaya, bahwa tradisi Peusijuek ini merupakan hasil kearifan
budaya local yang diajarkan nenek moyang mereka. Dimana budaya dan agama
harus dijalankan secara berdampingan dengan segala kebaikan yang ada di
dalamnya. Sehingga yang harus hormati dan dijaga keberadaannya.
Patut Kamu Baca:
- Tari Tarek Pukat Tarian Tradisional Dari Aceh
- Tari Guel Tarian Tradisional Dari Aceh
- Tari Ranup Lampuan Tarian Tradisional Dari Aceh
- Tari Rateb Meuseukat Tarian Tradisional Dari Aceh
- Tari Seudati Tarian Tradisional Dari Aceh
- Kopi Gayo Minuman Tradisional Khas Aceh
- Martabak Aceh Makanan Tradisional Dari Aceh
- Sate Matang Makanan Tradisional Dari Aceh
- Kue Timpan Makanan Tradisional Dari Aceh
- Ayam Tangkap Makanan Tradisional dari Aceh
- Kuah Pliek U Makanan Tradisional Dari Aceh
- Tradisi Peusijuek Dalam Budaya Masyarakat Aceh