Cintaindonesia.web.id - Tarian satu ini merupakan salah satu tarian tradisional dari Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT). Namanya adalah Tari Ledo Hawu.
Apakah Tari Ledo Hawu itu?
Tari Ledo Hawu adalah salah satu tarian tradisional dari daerah Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Tarian ini biasanya dibawakan oleh para penari pria dan wanita secara
berpasangan dengan gerak tari dan iringan musik yang khas. Tari Ledo
Hawu merupakan salah satu tarian tradisional cukup terkenal di Nusa
Tenggara Timur, khususnya di daerah Sabu sebagai tempat asalnya. Tari
Ledo Hawu biasanya ditampilkan di berbagai acara seperti upacara adat,
penyambutan dan festival budaya.
Asal Mula Tari Ledo Hawu
Tari
Ledo Hawu merupakan tarian tradisional yang berasal dari daerah Sabu,
Nusa Tenggara Timur. Pada jaman dahulu, tarian ini ditampilkan sebagai
bagian dari upacara kematian untuk kaum tertentu seperti bangsawan,
tokoh adat, maupun kepala suku. Karena merupakan tarian yang dianggap
sakral, tarian ini hanya dilakukan oleh penari dari suku tertentu yang
mempunyai kedudukan tertinggi di masyarakat Sabu.
Fungsi Dan Makna Tari Ledo Hawu
Seperti
yang dikatakan sebelumnya, Tari Ledo Hawu awalnya digunakan sebagai
bagian dari upacara kematian untuk kalangan tertentu. Bagi masyarakat
Sabu, Tari Ledo Hawu dilakukan untuk menjauhkan dari roh-roh jahat (tolak bala)
dan menghantarkan arwah yang meninggal menuju tempat peristirahatan
abadi. Selain itu Tari Ledo Hawu juga dimaksudkan untuk menghibur
keluarga yang ditinggalkan agar tidak berlarut dalam duka.
Pertunjukan Tari Ledo Hawu
Dalam
pertunjukannya, Tari Ledo Hawu biasanya ditampilkan secara berkelompok
atau berpasangan antara penari pria dan wanita. Jumlah penari biasanya
terdiri dari 3-5 orang, artinya 3-5 penari pria dan 3-5 orang penari
wanita. Dengan berpakaian adat Sabu dan diiringi oleh alunan musik
tradisional, mereka menari dengan gerakan yang sangat khas.
Dalam
pertunjukannya biasanya dilakukan dalam 6 babak. Pertama diawali dengan
masuknya para penari kedalam arena secara terpisah antara pria/wanita
menuju ketengah arena dan membuat formasi melingkar. Kemudian babak ke
dua dilajutkan dengan formasi berpasangan antara pria dan wanita. Para
penari penari pria berdiri sambil memainkan pedang dan penari wanita
merendah sambil mengayunkan tangan mereka ke depan dan ke belakang
secara bergantian.
Setelah
itu dilanjutkan dengan ke tiga, penari pria dan wanita membentuk
barisan, penari pria menari dengan memainkan pedang dan penari wanita
menari dengan gerakan tangan kanan memegang sarung dan tangan kiri
diletakan di pinggang. Kemudian babak ke empat, dilajutkan dengan
membentuk satu lingkaran, penari wanita merendah lagi dengan gerakan
yang sama dengan sebelumnya dan penari pria melompat ke dalam dan mundur
lagi.
Setelah
itu di babak ke lima, penari wanita menuju pinggir arena membentuk
lingkaran kemudian merendah dengan kerakan yang sama sambil menyaksikan
penari pria yang sedang perang tanding. Setelah perang tanding selesai
kemudian babak terakhir, para penari berbaris dan keluar arena dengan
gerakan yang sama seperti saat masuk ke arena.
Gerakan Tari Ledo Hawu
Gerakan gerakan dalam Tari Ledo Hawu ini terbagi menjadi beberapa jenis. Pada penari pria terdapat jenis gerakan seperti ede, gedhe,gigi, dan pejuru. Sedangkan pada penari wanita terdapat jenis gerakan seperti launada, beto, here, peidoi,dan gepe.
Setiap jenis gerakan tersebut biasanya mewakili setiap babak
pertunjukan Tari Ledo Hawu. Namun hal itu tergantung konsep dan variasi
yang dibawakan oleh setiap kelompok tari.
Pengiring Tari Ledo Hawu
Tari Ledo Hawu ini biasanya diiringi oleh musik tradisional seperti gong dan tabur.
Untuk alat musik gong biasanya terdiri dari beberapa gong yang
dimainkan secara bergantian sehingga menghasilkan nada yang indah.
Sedangkan tarbur dimainkan dengan melengkapi suara gong sehingga
menghasilkan perpaduan irama musik yang enak untuk didengar.
Kostum Tari Ledo Hawu
Dalam
pertunjukannya, penari dibalut dengan pakaian adat khas Sabu. Pada
penari pria biasanya menggunakan kain khas yang disebut higi huri yang dikenakan untuk menutupi bagian perut hingga lutut dan digunakan untuk selampang. Bagian kepala penari menggunakan dastar (willa hipora). Selain itu penari pria juga dilengkapi dengan giring-giring (walagiri), pedang (hamala) dan sapu tangan di tangan kiri.
Pada penari wanita menggunakan kain khas Sabu (ei) yang diikat sebatas dada dan menutupi kaki. pada bagian rambut dikondekhas suku Sabu dan dihiasi dengan labba. Selain itu penari wanita juga dilengkapi dengan hiasan seperti kalung (habas), anting (ate-ate), gelang (lele), dan ikat pinggang (pending).
Perkembangan Tari Ledo Hawu
Walaupun
merupakan salah satu tarian yang cukup lama, tarian ini masih dijaga
dan dilestarikan oleh masyarakat Sabu. Dalam perkembangannya, Tari Ledo
Hawu tidak hanya ditampilkan pada upacara adat saja, namun juga
ditampilkan untuk acara seperti penyambutan tamu penting, perayaan, dan
pertunjukan seni budaya. Selain itu tarian ini juga menjadi daya tarik
bagi para wisatawan yang berkunjung kesana. Hal ini tentunya merupakan
salah satu upaya dalam melestarikan dan memperkenalkan kepada generasi
muda serta masyarkat luas akan tradisi dan budaya di daerah Sabu.
Patut Kamu Baca:
- Kolintang Alat Musik Tradisional Dari Sulawesi Utara
- Tari Katrili Tarian Tradisional dari Sulawesi Utara
- Tari Gunde Tarian Tradisional Dari Sulawesi Utara
- Tari Tumatenden Tarian Tradisional Dari Sulawesi Utara
- Tari Kabasaran Tarian Tradisional Dari Sulawesi Utara
- Tari Mahambak Tarian Tradisional Dari Sulawesi Utara
- Tari Maengket Tarian Tradisional Dari Sulawesi Utara
- Tari Likurai Tarian Tradisional Dari Belu, NTT
- Tari Bidu Tarian Tradisional Dari Belu, NTT
- Tari Cerana Tarian Tradisional Dari Kupang, NTT
- Sasando Alat Musik Tradisional Dari Rote Ndao, NTT
- Tari Kebalai Tarian Tradisional Dari Rote Ndao, NTT
- Tari Foti Lalendo Tarian Tradisional Dari Rote Ndao, NTT
- Tari Padoa Tarian Tradisional Dari Sabu Raijua, NTT
- Tari Ledo Hawu Tarian Tradisional Dari Sabu Raijua, NTT