Tarian satu ini merupakan salah satu tarian tradisional yang diangkat dari cerita rakyat masyarakat Gayo di Aceh. Namanya adalah Tari Guel.
Apakah Tari Guel itu?
Tari Guel adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari budaya masyarakat Gayo di Aceh.
Tarian ini cenderung berbeda dengan tarian-tarian tradisional Aceh
kebanyakan, terutama dari segi geraknya. Tari Guel memiliki gerakan yang
sangat khas dan penuh makna, bahkan terkesan bernuansa magis. Sehingga
tak jarang membuat para penonton seakan terhipnotis dan terbawa suasana
saat menyaksikannya. Tarian guel merupakan salah satu tarian tradisional
yang cukup terkenal di Aceh, khususnya di kalangan masyarakat Gayo. Tarian ini biasanya sering ditampilkan di acara-acara adat maupun budaya yang diselenggarakan di sana.
Sejarah Tari Guel
Menurut cerita rakyat yang berkembang di masyarakat Gayo, Tari Guel pertama kali ditarikan oleh Sangeda, putra Raja Linge XIII. Cerita ini berawal dari mimpi Sangeda, yang dalam mimpi tersebut dia bertemu dengan saudaranya yang telah meninggal yaitu Bener Meria.
Bener Meria memberikan petunjuk untuk mendapatkan gajah putih agar
dapat dipersembahkan kepada Sultan Aceh pada saat itu, karena puteri
Sultan sangat berhasrat untuk memiliki gajah putih tersebut.
Untuk mendapatkan gajah putih itu, Sangeda dan beberapa penduduk melakukan doa, tirakat dan kenduri di
tepi sebuah danau dekat makam Bener Meria. Setelah itu dilanjutkan
acara menari dengan diiringi lagu dan musik tradisional. Dalam tarian
tersebut Sangeda menari sesuai dengan apa yang ditunjukan oleh Bener
Meria. Sambil menyanyikan lagu yang sangat sedih, Sangeda menari
mengikuti irama musik dan menari dengan gerakan seperti mengepakan
sayap, berputar dan meliuk-liuk mengintari makam saudaranya.
Penduduk
yang menyaksikan pun ikut menari sampai terbawa suasana. Tiba-tiba
mereka dikejutkan dengan seekor gajah berwarna putih mendekati prosesi
tersebut. Sangeda pun mendekati gajah itu dan melakukan apa yang
ditunjukan Bener Meria untuk menjinakannya. Setelah itu Sangeda membawa
gajah putih tersebut ke Kerajaan Aceh dan menyerahkannya kepada Sultan.
Dari
situlah Tari Guel ini tercipta. Walaupun kebenarannya belum bisa
dibuktikan secara ilmiah, namun masyarakat Gayo percaya akan kebenaran
cerita tersebut. Bahkan cerita rakyat dan Tari Guel ini telah diwariskan
secara turun-temurun oleh masyarakat Gayo sejak zaman dahulu dan terus
berkembang hingga sekarang.
Fungsi Dan Makna Tari Guel
Tari
Guel awalnya lebih difungsikan sebagai bagian dari upacara adat
tertentu di kalangan masyarakat Gayo, baik secara ritual adat maupun
perayaan adat. Tarian ini kemudian juga mulai berkembang menjadi sebuah
tarian pertunjukan, sebagai wujud pelestarian budaya. Bagi masyarakat
Gayo, Tari Guel tidak hanya sekedar tarian biasa, tarian ini memiliki
nilai-nilai dan filosofi yang mewakili budaya mereka. Sehingga setiap
babak dan gerakan dalam tarian ini mengandung pesan dan nilai-nilai
khusus di dalamnya.
Pertunjukan Tari Guel
Dalam
pertunjukannya, Tari Guel biasanya ditampilkan oleh sekelompok para
penari pria dan penari wanita. Untuk jumlah penari Tari Guel biasanya
terdiri dari 8 penari wanita dan 2 penari pria. Namun jumlah penari ini
bisa saja lebih, bahkan kurang dari itu, karena harus disesuaikan juga
dengan kelompok tari, panggung dan jenis acaranya.
Gerakan
Tari Guel ini sangat unik dan gerakannya disesuaikan dengan suara musik
pengiring. Yang menarik di sini, gerakan penari pria dan penari wanita
cenderung berbeda. Gerakan penari pria lebih bervariatif dan
mendominasi, sehingga tak lepas dari perhatian para penonton yang
menyaksikannya. Adapun gerakan dasar tarian guel terdiri dari salam semah (munatap), kepur nunguk, sining lintah, semer kaleng(sengker kalang) dan dah-papan.
Selain
itu, dalam pertunjukan Tari Guel biasanya terdiri dari empat babak
baku, dan setiap babak tersebut tentu memiliki gerakan yang
berbeda-beda. Babak tersebut diantaranya adalah babak mu natap, babak dep, babak ketibung, dan babak cincang nangka. Setiap babak tersebut dimainkan secara apik sehingga tak jarang para penonton takjub melihatnya.
Pengiring Tari Guel
Dalam
pertunjukan Tari Guel biasanya diiringi oleh musik tradisional dan
lantunan lagu daerah/adat. Musik pengiring Tari Guel ini biasanya
terdiri dari canang, gong, gegedem, dan menong. Sedangkan
lagu daerah yang dibawakan lebih bertema kesedihan atau kepiluan,
sehingga sangat sesuai dan membuat pertunjukan Tari Guel ini lebih
hidup.
Kostum Tari Guel
Kostum yang digunakan dalam pertunjukan Tari Guel ini biasanya adalah busana tradisional khas Gayo yang disebut dengan baju kerawang. Selain itu salah satu ciri khas dari kostum Tari Guel ini adalah kain opoh ulen-ulen yang dikenakan di punggung penari pria, dan digunakan sebagai atribut menarinya.
Perkembangan Tari Guel
Dalam
perkembangannya, Tari Guel masih terus dilestarikan dan dikembangkan
hingga sekarang. Berbagai kreasi dan variasi juga sering ditampilkan di
setiap pertunjukannya, baik dalam segi gerak, kostum, maupun
pengiringnya, agar terlihat menarik namun tidak meninggalkan ciri khas
dan keasliannya. Selain itu, tarian ini juga tidak hanya ditampilkan di
berbagai acara adat saja, namun juga sering ditampilkan di berbagai
acara budaya seperti pertunjukan seni, festival budaya, dan promosi
pariwisata. Hal ini tentu dilakukan sebagai usaha pelestarian serta
memperkenalkan kepada generasi muda dan masyarakat luas akan kesenian
Tari Guel ini.
Patut Kamu Baca:
- Tari Pasambahan Tarian Tradisional dari Sumatera Barat
- Bika Ambon Makanan Khas Medan, Sumatera Utara
- Ikan Arsik Makanan Tradisional dari Sumatera Utara
- Tari Moyo Tarian Tradisional Dari Sumatera Utara
- Tari Maena Tarian Tradisional Dari Sumatera Utara
- Tari Piso Surit Tarian Tradisional Dari Sumatera Utara
- Tari Serampang Dua Belas Tarian Tradisional Dari Sumatera Utara
- Tari Sigale-Gale Kesenian Tradisional Dari Sumatera Utara
- Tari Tor Tor Sipitu Cawan Tarian Tradisional Dari Sumatera Utara
- Tradisi Kenduri Laut Di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara
- Tradisi Marsialapari Di Mandailing, Sumatera Utara
- Sipaha Lima Tradisi Masyarakat Batak Di Sumatera Utara
- Tradisi Lompat Batu Dari Nias, Sumatera Utara
- Tari Tarek Pukat Tarian Tradisional Dari Aceh
- Tari Guel Tarian Tradisional Dari Aceh