Cintaindonesia.web.id - Tari
Durga Mahisasura Mardini adalah salah satu tarian tradisional yang
berasal dari Bali. Tarian ini merupakan tari kreasi yang terinspirasi
dari kisah Durga Mahisasura Mardini yang tertulis didalam lontar
Siwagama. Naskah klasik tersebut berkisah tentang suatu peristiwa pada
saat dewa-dewi di surga kewalahan dalam menghadapi serangan Raksasa
Rakta. Melihat keadaan tersebut, Dewa Syiwa memerintahkan kepada Dewi
Durga untuk menghabisi Raksasa Rakta dengan memakai senjata dewata
nawasanga.
Tokoh Dewi Durga Mahisasura Mardini didalam berbagai penampakan, baik itu dalam lukisan, candi, ataupun arca, selalu diwujudkan sebagai perempuan yang mempunyai tangan banyak dan menunggangi binatang harimau. Sementara, senjata dewata nawasanga didalam kepercayaan Hindu Bali merupakan manifestasi dari 8 (delapan) arah mata angin (delapan dewa) dengan Dewa Syiwa sebagai pusatnya. Berkat senjata dewata nawasanga, Raksasa Rakta itupun akhirnya tewas walau sempat menjelma menjadi kerbau yang sangat ganas.
Secara umum, garapan dari tari kreasi ini tidak lepas dari latar belakang budaya Bali, sebagai wilayah tempat kisah Durga Mahisasura Mardini lahir dan berkembang. Selain itu juga dari segi estetis, tarian kreasi ini juga tidak lepas dari esensi tarian Bali pada umumnya, termasuk didalam gerakan, tata rias, busana yang dikenakan, sampai musik yang mengiringinya.
Tari Durga Mahisasura Mardini umumnya dipentaskan oleh 10 (sepuluh) orang, baik itu pria maupun wanita. 8 (delapan) orang muncul diawal yang lalu diikuti dengan kemunculan Raksasa Rakta, sementara 1 (satu) orang lagi akan berperan sebagai Durga Mahisasura Mardini yang digambarkan sebagai dewi yang mempunyai kekuatan berkat senjata dewata nawasanga. Dari garapan musiknya, tarian kreasi ini dipentaskan dengan iringan musik gamelan semarandana. Gamelan tersebut merupakan bentuk lain atau dari hasil pembaruan gamelan gong kebyar semra pegulingan.
Terciptanya banyak tarian kreasi dari Bali merupakan representasi dari kebudayaan Bali yang sangat terbuka. Masyarakat Bali menyadari bahwa kesenian, khususnya kesenian tari, merupakan salah satu potensi yang dipunyai Pulau Bali sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa seni di Bali tidak melulu bersifat sakral. Ada juga kesenian di Bali yang menjadi pertunjukan yang profan dan juga enak ditonton, tanpa harus meninggalkan sebuah pesan yang ingin disampaikan.
Tokoh Dewi Durga Mahisasura Mardini didalam berbagai penampakan, baik itu dalam lukisan, candi, ataupun arca, selalu diwujudkan sebagai perempuan yang mempunyai tangan banyak dan menunggangi binatang harimau. Sementara, senjata dewata nawasanga didalam kepercayaan Hindu Bali merupakan manifestasi dari 8 (delapan) arah mata angin (delapan dewa) dengan Dewa Syiwa sebagai pusatnya. Berkat senjata dewata nawasanga, Raksasa Rakta itupun akhirnya tewas walau sempat menjelma menjadi kerbau yang sangat ganas.
Secara umum, garapan dari tari kreasi ini tidak lepas dari latar belakang budaya Bali, sebagai wilayah tempat kisah Durga Mahisasura Mardini lahir dan berkembang. Selain itu juga dari segi estetis, tarian kreasi ini juga tidak lepas dari esensi tarian Bali pada umumnya, termasuk didalam gerakan, tata rias, busana yang dikenakan, sampai musik yang mengiringinya.
Pertunjukan Tari Durga Mahisasura Mardini
Tari Durga Mahisasura Mardini umumnya dipentaskan oleh 10 (sepuluh) orang, baik itu pria maupun wanita. 8 (delapan) orang muncul diawal yang lalu diikuti dengan kemunculan Raksasa Rakta, sementara 1 (satu) orang lagi akan berperan sebagai Durga Mahisasura Mardini yang digambarkan sebagai dewi yang mempunyai kekuatan berkat senjata dewata nawasanga. Dari garapan musiknya, tarian kreasi ini dipentaskan dengan iringan musik gamelan semarandana. Gamelan tersebut merupakan bentuk lain atau dari hasil pembaruan gamelan gong kebyar semra pegulingan.
Terciptanya banyak tarian kreasi dari Bali merupakan representasi dari kebudayaan Bali yang sangat terbuka. Masyarakat Bali menyadari bahwa kesenian, khususnya kesenian tari, merupakan salah satu potensi yang dipunyai Pulau Bali sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa seni di Bali tidak melulu bersifat sakral. Ada juga kesenian di Bali yang menjadi pertunjukan yang profan dan juga enak ditonton, tanpa harus meninggalkan sebuah pesan yang ingin disampaikan.
Patut Kamu Baca:
- Tari Gawi Tarian Tradisional Dari Ende, Flores, NTT
- Tari Hedung Tarian Tradisional Dari Flores Timur, NTT
- Tari Rangkuk Alu Tarian Tradisional Dari Manggarai, Flores, NTT
- Tari Ja’i Tarian Tradisional Dari Flores, NTT
- Tari Caci Kesenian Tradisional Dari Manggarai, Flores, NTT
- Tari Nguri Tarian Tradisonal Dari Sumbawa, NTB
- Tari Buja Kadanda Tarian Tradisional Dari Bima, NTB
- Tari Wura Bongi Monca Tarian Tradisional Dari Bima, NTB
- Tari Lenggo Tarian Tradisional Dari Bima, NTB
- Peresean Kesenian Tradisional Dari Lombok, NTB
- Tari Rudat Tarian Tradisional Dari Lombok, NTB
- Tari Gandrung Lombok Tarian Tradisional Dari Lombok, NTB
- Gendang Beleq Kesenian Tradisional Dari Lombok, NTB
- Rindik Alat Musik Tradisional Dari Bali
- Gamelan Bali Kesenian Musik Tradisional Dari Bali
- Tari Sanghyang Tarian Tradisional Dari Bali
- Gordang, Alat Musik Tradisional Dari Sumatera Utara
- Tari Durga Mahisasura Mardini, Tarian Tradisional Dari Bali
- Mega Mendung, Batik Dari Cirebon Jawa Barat