Cintaindonesia.web.id - Berikut ini merupakan salah satu tradisi masyarakat Aceh dalam menyambut hari besar Islam. Namanya adalah Tradisi Meugang.
Apakah Tradisi Meugang itu?
Meugang adalah salah satu tradisi dilakukan oleh masyarakat Aceh dalam menyambut hari besar Islam, khususnya saat menjelang Bulan Ramadhan, hari raya Idul Fitri, dan hari raya Idul Adha.
Tradisi tersebut mereka lakukan dengan cara menyembelih hewan kurban
berupa sapi atau kambing dalam jumlah yang banyak. Daging kurban
tersebut kemudian dibagikan kepada warga atau masyarakat yang kurang
mampu untuk dimasak dan dinikmati bersama keluarga mereka masing-masing.
Tradisi Meugang ini merupakan salah satu tradisi masyarakat Aceh yang
sudah ada sejak lama dan masih terus dilakukan hingga sekarang.
Sejarah Tradisi Meugang
Menurut
beberapa sumber sejarah yang ada, Tradisi Meugang ini sudah ada ratusan
tahun yang lalu, tepatnya dimulai sejak masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda
di Kerajaan Aceh. Pada saat itu sultan mengadakan acara memotong hewan
kurban dalam jumlah yang banyak dan dagingnya dibagi-bagikan kepada
seluruh rakyatnya.
Hal
ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur sultan atas kemakmuran dan
kesejahteraan rakyatnya. Selain itu hal ini juga dilakukan sebagai rasa
terima kasih sultan kepada rakyatnya yang telah mengabdi dan terus
mendukung pemerintahannya. Acara tersebut kemudian terus berlanjut dan
menjadi tradisi di kalangan masyarakat Aceh. Hingga kini Tradisi Meugang
masih terus lakukan setiap tahunnya.
Fungsi Tradisi Meugang
Seperti
yang dijelaskan sebelumnya, Tradisi Meugang dilakukan oleh masyarakat
Aceh untuk menyambut datangnya hari besar umat Islam. Selain itu,
Tradisi Meugang ini juga difungsikan sebagai sarana bagi masyarakat
untuk saling bersosialisasi, berbagi, dan merayakan bersama. Hal inilah
yang membuat Tradisi Meugang selalu ditunggu-tunggu dan biasanya
dilakukan dengan meriah oleh masyarakat di sana.
Waktu Dan Tempat Pelaksanaan Tradisi Meugang
Tradisi Meugang biasanya selalu dilakukan 3 kali dalam setahun, tepatnya 2 hari sebelum bulan puasa, hari raya Idul Fitri,dan hari raya Idul Adha.
Untuk tempat pelaksanaan Tradisi Meugang, biasanya tergantung
kesepakatan masyarakat, bisa di tanah lapang atau tempat khusus yang
biasa disiapkan warga untuk melakukan tradisi ini. Selain dilakukan di
kalangan masyarakat, Tradisi Meugang bahkan juga sering dilakukan di
lingkungan instansi, sekolah, maupun perusahaan yang ada di sana.
Pelaksanaan Tradisi Meugang
Sebelum
pelaksanaan Tradisi Meugang, biasanya semua keperluan seperti biaya
kurban,jenis hewan, dan tempat pelaksanaan, sudah dimusyawarahkan secara
bersama dan dipersiapkan jauh hari sebelum pelaksaannya. Hal ini tentu
dilakukan agar pelaksanaan meugang dapat berjalan lancar dan bisa
dilakukan secara adil dan hikmat sesuai dengan kesepakatan bersama.
Gambar : pelaksanaan tradisi meugang |
Dalam
pelaksaannya, hewan kurban dikumpulkan dalam suatu tempat yang sudah
ditentukan. Dengan dipimpin oleh kepala adat, semua warga yang
ditugaskan berkumpul dan melaksanakan tugasnya masing-masing, baik yang
memotong, membersihkan, dan yang membagikan. Pembagian daging kurban ini
dilakukan secara adil dan merata, agar semua warga dapat menerimanya.
Setelah pembagian selesai, maka daging akan diberikan ke semua warga.
Daging tersebut kemudian dimasak dan dinikmati bersama keluarga mereka
masing-masing.
Nilai-Nilai Dalam Tradisi Meugang
Bagi masyarakat Aceh, Tradisi Meugang merupakan salah satu tradisi yang sangat penting dan kaya akan nilai-nilai, diantaranya :
a. Nilai Religius
Hal
ini terlihat dari pelaksanaan Tradisi Meugang yang dilakukan pada hari
besar umat Islam, di mana mereka menyambut hari besar tersebut dengan
suka cita. Selain itu Tradisi Meugang juga dimaknai sebagai ungkapan
rasa syukur masyarakat atas kehidupan yang Tuhan berikan kepada mereka.
Sehingga mereka bisa melaksanakan dan merayakan kembali hari hari besar
yang penuh rahmat tersebut.
b. Berbagi
Perayaan
Tradisi Meugang merupakan salah satu moment yang sangat berharga bagi
masyarakat Aceh. Di mana pada perayaan tersebut, mereka bisa berbagi
bersama. Tidak hanya kepada masyarakat biasa, namun juga kepada warga
yang kurang mampu, atau fakir miskin, sehingga mereka juga bisa ikut
merayakannya.
c. Kebersamaan
Semangat
kebersamaan juga sangat terasa dalam perayaan meugang ini, di mana
masyarakat berkumpul untuk memotong dan berbagi hewan kurban. Selain itu
setelah dibagikan, setiap keluarga akan memasak daging tersebut dan
menikmatinya bersama keluarga atau tetangga.
Perkembangan Tradisi Meugang
Dalam
perkembangannya, Tradisi Meugang ini masih terus dilakukan oleh
masyarakat di Aceh setiap tahunnya. Tradisi ini tidak hanya dilakukan di
lingkungan masyarakat saja, namun juga sering dilakukan di lingkungan
sekolah, instansi, maupun perusahaan. Sebagai salah satu warisan budaya
yang kaya akan nilai-nilai di dalamnya, Tradisi Meugang selalu menjadi
salah satu tradisi yang ditunggu-tunggu dan dilakukan dengan meriah.
Patut Kamu Baca:
- Tari Tarek Pukat Tarian Tradisional Dari Aceh
- Tari Guel Tarian Tradisional Dari Aceh
- Tari Ranup Lampuan Tarian Tradisional Dari Aceh
- Tari Rateb Meuseukat Tarian Tradisional Dari Aceh
- Tari Seudati Tarian Tradisional Dari Aceh
- Kopi Gayo Minuman Tradisional Khas Aceh
- Martabak Aceh Makanan Tradisional Dari Aceh
- Sate Matang Makanan Tradisional Dari Aceh
- Kue Timpan Makanan Tradisional Dari Aceh
- Ayam Tangkap Makanan Tradisional dari Aceh
- Kuah Pliek U Makanan Tradisional Dari Aceh
- Tradisi Peusijuek Dalam Budaya Masyarakat Aceh
- Tradisi Pernikahan Adat Masyarakat Aceh
- Meugang, Tradisi Masyarakat Aceh Dalam Menyambut Hari Besar Islam