Cintaindonesia.web.id - Provinsi
Sulawesi Utara adalah salah satu provinsi yang para penduduknya terdiri
dari suku dan etnis yang beraneka ragam. Diantara suku-suku tersebut,
terdapat 4 suku mayoritas yang mendiami daerah ini yang diantaranya
adalah suku Gorontalo, suku Minahasa, suku Bolaang Mangondow, dan suku
Sangihe Talaud. Ketika membicarakan tentang kebudayaan di provinsi ini
tentunya tidak bisa hanya membahas salah satu suku saja, begitu juga
ketika membahas tentang tari tradisionalnya. Nah apa sajakah tarian
tradisional yang berasal dari Sulawesi Utara? Berikut ini penjelasannya.
1. Tari Gunde
Tari Gunde
Tari
Gunde adalah tarian tradisional yang berasal dari daerah Sangihe,
Provinsi Sulawesi Utara. Tari Gunde ini biasanya ditarikan oleh para
penari wanita dengan gerakannya yang sangat khas dan dengan musik
tradisional. Tari Gunde dalam bahasa masyarakat setempat artinya adalah
lambat atau pelan. Hal tersebut juga dapat dilihat dari gerakannya yang
lemah gemulai yang menggambarkan sebuah kelembutan dan kesucian dari
seorang wanita. Bagi masyarakat Sangihe, Tari Gunde ini merupakan tarian
yang dianggap sakral dan tentunya mempunyai filosofi tersendiri bagi
mereka
2. Tari Kabasaran
Tari Kabasaran
Tari
Kabasaran adalah tarian tradisional sejenis tarian perang yang berasal
dari masyarakat Minahasa Provinsi Sulawesi Utara. Tarian ini biasanya
akan dimainkan oleh para penari pria yang menari dengan menggunakan
pakaian perang dan juga senjata seperti pedang, tombak serta perisai.
Menurut
sejarahnya, Tari Kabasaran ini dahuulunya merupakan tarian perang yang
sering dilakukan para prajurit Minahasa sebelum atau sepulang dari medan
perang. Menurut adat masyarakat Minahasa, dahulunya untuk menarikan
tarian ini para penari harus berasal dari keturunan penari kabasaran
juga. Dikarenakan setiap keluarga penari biasanya akan memiliki senjata
khusus yang diwariskan secara turun-temurun dan juga digunakan untuk
menari Tari Kabasaran. Selain itu dikarenakan sifatnya yang sakral,
tarian ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang.
Seiring
dengan telah tidak adanya perang seperti pada zaman dahulu, membuat
Tarian ini tidak lagi dijadikan tarian perang. Tetapi tarian ini
dikembangkan menjadi tarian yang digunakan dalam upacara adat,
penyambutan, dan acara yang budaya lainnya. Pada saat ini, Tari
Kabasaran lebih ditampilkan sebagai tarian penghormatan kepada para
leluhur yang telah gugur di medan perang atas keberaniannya dalam
mempertahankan tanah air.
Nama
Tari Kabasaran ini barasal dari kata dasar wasal yang memiliki arti
ayam jantan. Bagi masyarakat Minahasa, ayam jantan merupakan simbol dari
keberanian atau kejantanan. Hal ini dapat dilihat dari wajah para
penari pada saat menari dengan ekspresi wajah yang garang, jantan, dan
juga gagah berani. Kata wasal sendiri disebut dengan kawasalan yang
memiliki arti menari seperti ayam jantan pada saat sedang bertarung.
Kemudian seiring dengan perkembangan bahasa Melayu Manado, kata
kawasalan sendiri ini berubah menjadi kata kabasaran dengan arti yang
sama. Sehingga tidak ada hubungannya dengan kata besar didalam bahasa
Indonesia.
3. Tari Katrili
Tari Katrili
Tari
Katrili adalah tarian tradisional masyarakat Suku Minahasa di Provinsi
Sulawesi Utara. Tarian ini tergolong tarian pergaulan atau tarian
hiburan masyarakat yang dilakukan oleh para penari pria dan wanita. Tari
Katrili ini merupakan tarian tradisional perpaduan antara budaya Eropa
dan juga budaya Minahasa. Sehingga sekilas tarian ini terlihat seperti
tarian modern, walaupun telah ada sejak zaman dahulu.
Menurut
sejarahnya, Tari Katrili telah ada sejak bangsa Spanyol dan Portugis
datang ke Provinsi Sulawesi Utara. Pada saat itu mereka datang untuk
membeli hasil bumi yang terdapat di tanah Minahasa. Dikarenakan hasil
yang mereka dapatkan sangat banyak, maka mereka merayakannya dengan
pesta yang meriah dan juga diramaikan dengan tarian yang dilakukan
secara berpasangan diantara pria dan wanita.
Mereka
kemudian juga sering mengajak para pribumi, khususnya pada masyarakat
Suku Minahasa untuk ikut serta dalam perayaan tersebut. Lama kelamaan
tarian ini mulai jadi kebiasaan masyarakat serta masih sering dilakukan,
walaupun bangsa Spanyol dan Portugis telah tidak lagi ada di sana.
Tarian ini kemudian dikembangkan dan dipadukan dengan kesenian asli dari
masyarakat Minahasa, baik itu dari segi gerakan, formasi, kostum dan
juga musik pengiringnya. Kemudian jadilah sebuah bentuk tarian yang
seperti saat ini dan disebut dengan Tari Katrili. Secara estimologi Kata
Tari Katrili ini berasal dari bahasa Eropa yaitu Quadrille, yang
kemudian berubah menjadi kata Katrili.
Tari
Katrili ini sendiri sebenarnya merupakan tarian yang lebih bersifat
seremonial, hiburan, pergaulan dan sosial. Sehingga sangat cocok sekali
ditampilkan pada acara yang bersifat hiburan atau perayaan. Jika dilihat
dari fungsinya, Tari Katrili dapat dimaknai sebagai ungkapan rasa
gembira masyarakat. Namun jika dilihat dari gerakan dan penarinya, maka
tarian ini dapat dimaknai sebagai tarian pergaulan antara para pemuda
dan pemudi dalam kisah kasih ataupun sosial.
4. Tari Maengket
Tari Maengket
Tari
Maengket merupakan tarian tradisional yang berasal dari Manado,
Provinsi Sulawesi Utara. Kata maengket sendiri berasal dari bahasa
setempat yaitu engket, yang dapat berarti mengangkat tumit kaki naik
turun. Dengan tambahan awalan ma pada kata engket, maka dapat berarti
menari dengan naik turun. Tarian maengket ini merupakan salah satu
tradisi masyarakat Minahasa yang masih dipertahankan hingga saat ini.
Masyarakat Minahasa sendiri merupakan masyarakat suku asli Sulawesi
Utara.
Tari
Maengket telah dikenal sejak masyarakat Minahasa mengenal pertanian.
Dahulu kala tari Maengket dilakukan pada saat panen sebagai ucapan rasa
syukur terhadap Tuhan dengan gerakan yang sederhana. Tari maengket ini
terdiri dari 3 babak yakni Maowey Kamberu, Marambak, Lalayaan. Moawey
Kamberu adalah sebuah tarian yang dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur
saat panen padi berlimpah. Sementara, Marambak adalah sebuah tarian
yang menampilkan semangat gotong royong rakyat Minahasa di dalam
membangun rumah baru bagi keluarga baru, sedangkan lalayaan adalah
sebuah tarian yang melambangkan para pemuda-pemudi minahasa yang mencari
jodoh atau yang dikenal juga dengan tari pergaulan muda-mudi Minahasa
pada zaman dulu.
5. Tari Mahambak
Tari Mahambak
Tari
Mahambak adalah tarian tradisional dari anak Suku Bantik di Provinsi
Sulawesi Utara. Tarian ini tergolong tarian yang bersifat masal dan
dilakukan oleh para penari pria dan wanita. Dalam tarian ini para penari
menari dengan gerakan yang khas serta diiringi dengan nyanyian adat
yang bertemakan persatuan dan juga kerukunan masyarakat Suku Bantik.
Menurut
sejarahnya, masyarakat Suku Bantik dahulunya terpencar ke beberapa
daerah di Provinsi Sulawesi Utara seperti di daerah Malalayang, Molas,
Ongkau, Boyong dan di daerah lainnya. Sulitnya media komunikasi pada
saat itu membuat pertemuan diantara mereka menjadi sesuatu yang sangat
berharga. Dalam merayakan pertemuan tersebut mereka melakukan dengan
menari Tari Mahambak ini.
Tarian
ini mereka lakukan secara bersama-sama dengan penuh rasa gembira serta
bahagia sambil menyanyikan syair yang bertemakan semangat kebersamaan
dan juga persatuan dari masyarakat Suku Bantik. Walaupun terpencar
diberbagai daerah, rasa persatuan dan kerukunan ini menjadi nilai-nilai
yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Suku Bantik dari generasi ke
generasi selanjutnya.
Nama
Tari Mahambak ini sendiri secara harfiah memiliki arti bergembira dan
bersuka cita. Sehingga tarian ini dapat diartikan tarian yang
menggambarkan sebuah kegembiraan dan suka cita dari masyarakat,
khususnya untuk masyarakat Suku Bantik. Nilai-nilai persatuan dan juga
kebersamaan sangat terlihat pada tarian ini, hal tersebut dapat dilihat
dari gerakan atau syair-syair yang dibawakan dalam mengiringi tarian
ini.
6. Tari Tumatenden
Tari Tumatenden
Tari
Tumatenden adalahtarian tradisional yang diangkat dari cerita rakyat
Minahasa di Provinsi Sulawesi Utara. Dalam tarian ini menceritakan
sebuah kisah cinta antara seorang petani dengan seorang bidadari. Cerita
ini lalu dikemas dalam bentuk gerak tari yang khas dengan diiringi
musik tradisional serta ditampilkan tanpa dialog.
Menurut
fungsinya, tarian ini lebih sering difungsikan sebagai pertunjukan atau
hiburan bagi masyarakat. Gerakan didalam tarian ini menggambarkan
sebuah kehidupan dalam cerita, sehingga bisa dimaknai bahwa setiap
gerakan didalam Tari Tumatenden ini merupakan visualisasi dari cerita
agar tarian ini terasa lebih hidup, mudah dimengerti dan dapat dinikmati
dalam bentuk seni.
7. Tari Tatengesan
Tari Tatengesan
Tari
Tatengesan merupakan tarian yang diangkat dari cerita rakyat mengenai
desa Tatengesan. Tarian ini mengisahkan mengenai perjuangan masyarakat
desa saat melawan para bajak laut Mindanou yang datang dari perairan
Filipina, dimana para bajak laut tersebut kerap mengganggu aktifitas
masyarakat sehingga semangat dalam melawan para bajak laut tersebut
dikobarkan melalui syair dan juga lagu Kiting-kiting.
Tata
gerak dan pola garapan pada tarian tradisional ini mamadukan beberapa
unsur nilai sejarah dengan tradisi kebudayaan masyarakat Minahasa yang
diekpresikan melalui ragam gerak dan karakteristik dalam 9 (sembilan)
gerakan dengan perpaduan musik etnis khas Minahasa dengan pola komposisi
dasar yaitu 3 buah nada. Tari Tatengesan oleh Taman Budaya Provinsi
Sulawesi Utara sudah diolah sehingga menjadi suatu sendratari bernama
Tatengesan.
Dalam
pertunjukannya, biasanya tarian ini akan ditarikan oleh pria dan wanita
secara kelompok dengan komposisi jumlah penari sekitar 9 orang atau
lebih. Selain itu, Tari Tatengesan juga akan diiringi oleh beberapa alat
musik seperti Kolintang, Suling bambu, Tambur, Tetengkoren, dan
Momongan.
8. Tari Mane’e
Tari
Mane’e adalah tarian tradisional yang berasal dari Talaud Provinsi
Sulawesi Utara. Tarian ini merupakan tarian yang diangkat dari salah
satu tradisi kebudayaan masyarakat Talaud, yaitu menangkap ikan. Tradisi
ini diperkirakan telah ada sekitar abad ke-12 dilingkungan masyarakat
kepulauan Nanusa, yang hingga saat ini masih kerap dilaksanakan dan
bahkan sudah menjadi agenda tetap.
Tari
Mane’e umumnya akan ditarikan secara berkelompok oleh pria dan wanita.
Selain itu tarian ini juga akan diiringi oleh beberapa alat musik
tradisional, seperti suling, tambur, tagonggong, dan alat musik bambu.
9. Tari Uwela
Tari
Uwela adalah tarian tradisional yang umumnya dilakukan oleh rakyat
Bolaang Mongondow ketika ada acara-acara khusus, seperti penjemputan
tamu, dan lain sebagainya. Tarian ini terdapat di Kecamatan Lolak
Kabupaten Bolaang Mongondow, tepatnya berada di Desa Lolak. Para penari
pada tarian ini umumnya berjumlah ganjil yakitu terdiri dari 5 pasang
atau bahkan lebih dengan ditambah 1 orang yang akan menjadi komandan.
Dalam pertunjukannya, tarian ini akan diiringi oleh alat musik seperti
Bonsing, Gong atau Galantung, Dadalo, Tantabua, Tababo, dan Tambor.
10. Tari Mokosambe
Tari Mokosambe
Tari
Mokosambe merupakan tarian tradisional yang berasal dari Bolaang
Mongondow Provinsi Sulawesi Utara. Tarian ini merupakan tarian hiburan
yang diciptakan oleh Harzad Simanon (alm) dengan sumber cerita rakyat
dari bapak Bernard Ginupit, dimana tarian ini diangkat dari ceritra
rakyat Bolaang Mongondow, yaitu mengisahkan tentang 7 putri atau
bidadari yang turun dari khayangan untuk mandi dilereng gunung Kamasaan
yang berada di Kec. Sang Tombolang Bolaang Mongondow. Ketika sedang
mandi ternyata salah satu sayap dari putri-putri tersebut sudah direbut
oleh putra Raja yang bernama "Mokosambe", sehingga Putri bungsu atau
yang bernama "Bua Poyandi" tersebut tidak dapat kembali ke khayangan.
Putri
bungsu tersebut pun tidak bisa mengelakkan niat baik dari pangeran
Mokosambe, sehingga pada akhirnya putri bernama "Bua Poyandi”
dipersunting oleh Mokosambe. Tidak berada jauh dari tempat kejadian
tersebut ada sebuah gua yang besar yang dihuni oleh seorang yang bernama
“Bangkela” dan terkenal dengan buasnya jika menghadapi musuh.
Penghuni
goa tersebut memiliki niat yang sama dengan mokosambe yakni ingin
mempersunting Putri Bungsu. Diakhir kisahnya penghuni goa tersebut
menyerah dan kalah dengan kesaktian dari pangeran Mokosambe. Kisah
Mokosambe ini sebenarnya masih mempunyai kelanjutan tetapi didalam
penggarapannya tidak dilanjutkan. Tari Mokosambe dalam garapan berfungsi
sebagai tarian hiburan.
11. Tari Pasasanggarroma
Tari
Pasasanggarroma merupakan tarian Provinsi Sulawesi Utara yang berasal
dari Kabupaten Talaud. Tarian ini merupakan tarian tradisional yang
diangkat dari cerita masyarakyat Talaud yang menggambarkan mengenai
tatanan kehidupan sosial mereka dahulu kala didalam melakukan berbagai
macam aktivitas dimana unsur kebersamaan kerap diutamakan sehingga
daerah ini terkenal dengan semboyan kebersamaannya yaitu SANSIOTE
SAMPATE PATE.
Karena
hal itulah, unsur kebersamaan pada tarian ini menjadi inti ekspresi
dari beberapa gerakan para penari dan juga alunan musik pengiring
tarian. Kata pasasanggarroma sendiri mempunyai arti yakni saling memberi
tumpangan satu sama lainnya. Dalam pertunjukannya, Tari Pasasanggarroma
umumnya akan ditarikan oleh 24 pasang (pria dan Wanita). Selain itu
tarian ini juga diiringi oleh beberapa alat musik tradisional seperti
keroncong, gitar, dan tambur.
Patut Kamu Baca:
- Tari Ma'randing, Tarian Tradisional Dari Toraja Sulawesi Selatan
- Tarian Tradisional Dari Sulawesi Tengah Dan Penjelasannya
- Tari Ma'Badong, Tarian Tradisional Dari Tana Toraja Sulawesi Selatan
- Tari Pajoge, Tarian Tradisional Dari Sulawesi Selatan
- Tarian Tradisional Dari Kalimantan Tengah Dan Penjelasannya
- Tarian Tradisional Dari Yogyakarta Dan Penjelasannya
- Tarian Tradisional Dari Riau Dan Kepulauan Riau
- Tari Gandrang Bulo, Tarian Tradisional Dari Makassar Sulawesi Selatan
- Tari Bosara, Tarian Tradisional Dari Sulawesi Selatan
- Tarian Tradisional Dari Maluku Dan Penjelasannya
- Tarian Tradisional Dari Maluku Utara Dan Penjelasannya
- Tarian Tradisional Dari NTB Dan Penjelasannya
- Bambu Gila, Kesenian Mistis Dari Maluku
- Tari Oncer, Tarian Tradisional Suku Sasak di Lombok NTB
- Tarian Tradisional Dari Provinsi Sulawesi Barat
- Tarian Tradisional Dari Sulawesi Tenggara Dan Penjelasannya
- Tarian Tradisional Dari Sulawesi Utara Dan Penjelasannya