Cintaindonesia.web.id - Di
seluruh dunia, Pulau Bali dikenal dengan julukan Pulau Dewata. Julukan
tersebut diberikan bukan tanpa alasan. Selain dikarenakan keindahan
panorama alamnya yang nyaris seperti surga, julukan pulau dewata
tersebut diberikan juga karena masyarakat Pulau Bali sangat kuat di
dalam memegang erat kebudayaan para leluhurnya. Meskipun ratusan ribu
orang datang untuk berkunjung disetiap tahun, masyarakat Pulau Bali
tidak pernah mengenal yang namanya percampuran kebudayaan. Kebudayaan
bali yang murni tetap lestari sampai saat ini, hal itu dibuktikan dengan
salah satu dari eksistensi tarian tradisional Provinsi Bali yang terus
di pentaskan. Nah seperti apa sajakah tarian tradisional dari Bali ini?
Berikut ini penjelasannya.
1. Tari Baris Tunggal
Tari Baris Tunggal
Tarian
ini diperkirakan sudah ada sejak pertengahan abad ke-16. Dugaan ini
didasarkan oleh informasi yang terdapat di Kidung Sunda, diperkirakan
berasal dari tahun 1550 Masehi. Di naskah tersebut terdapat sebuah
keterangan tentang adanya tujuh jenis tari baris yang dibawakan di dalam
upacara kremasi di Jawa Timur.
Selain
itu, terdapat juga sebuah keterangan bahwa pada awal kemunculannya,
Tari Baris Tunggal ini merupakan bagian dari ritual keagamaan pada saat
itu. Jenis tari baris yang berkaitan dengan ritual keagamaan disebut
juga tari baris upacara atau tari baris gede. Para penari dalam tarian
ini biasanya dibawakan antara 8 sampai 40 orang secara kelompok, dengan
berbagai macam pernak-perik pelengkap seperti senjata tradisional yang
bervariasi, tergantung dari asal daerah dari setiap tarian.
2. Tari Barong
Tari Barong
Tari
Barong adalah salah satu tarian peninggalan dari kebudayaan pra hindu,
selain tari Sangyang. Kata barong sendiri berasal dari kata bahruang,
yang artinya binatang beruang, yaitu seekor binatang mitologi yang
mempunyai kekuatan gaib dan dianggap sebagai binatang pelindung. Tarian
ini memakai boneka dalam wujud binatang berkaki empat atau manusia purba
yang mempunyai kekuatan magis. Akan tetapi pada kenyataannya di Bali
boneka Barong ini tidak hanya di wujudkan dalam binatang berkaki empat,
namun ada juga yang berkaki dua.
3. Tari Bumbung
Tari Bumbung atau Joged Bumbung
Tari
Bumbung atau Joged bumbung merupakan joged fenomenal dan sangat dikenal
oleh masyarakat Bali. Joged ini berasal dari Desa Kalopaksa, Kecamatan
Seririt, Kabupaten Buleleng. Joded bumbung ini cukup fenomenal
dikarenakan mengalami sebuah pergeseran makna dari tarian yang
terkandung di dalamnya. Dari sebuah tarian yang sederhana kemudian
menjadi tarian yang erotis dan bahkan sempat mendapat julukan joged
porno.
4. Tari Cendrawasih
Tari Cendrawasih
Nama
tari cendrawasih ini diambil dari sebuah nama salah satu burung langka
yang terdapat di pegunungnan irian jaya yaitu burung cendrawasih. Dalam
Babad Bali pengertian Tari Cendrawasih ini adalah kehidupan burung
Cendrawasih di pegunungan Irian Jaya dimasa birahi. Tarian ini
diciptakan pada tahun 1988 oleh seorang penata busana bernama N.L.N.
Swasthi Wijaya Bandem.
Tari
Cendrawasih merupakan tarian berpasangan. Tarian ini ditarikan oleh dua
orang penari atau lebih. Mayoritas para penari ini adalah seorang
wanita. Dasar gerak tari cendrawasih mengikuti dasar pijakan dari gerak
tari tradisi Bali, namun di beberapa pose, gerakan tarian ini telah
dikembangkan sesuai dengan interprestasi penata.
5. Tari Cilinaya
Tari Cilinaya
Tarian
ini diciptakan oleh I Wayan Dibia, yaitu salah satu seorang maestro
tari tradisional Bali di tahun 1986. Tari Cilinaya ini pada awalnya
diciptakan untuk dipentaskan oleh Sekaa Gong Patra Kencana Singapadu, di
Gianyar. Gagasan lahirnya tarian ini terinspirasi dari ornamen cili.
Cili ini merupakan salah satu ornamen khas didalam busana para penari
Tari Cilinaya. Cili berupa sehelai kain panjang yang pada bagian
ujungnya lancip dengan motif yang berwarna-warni. Cili yang menjadi
bagian busana para penari melambangkan sebuah keceriaan dan kegembiraan
melaui pesan utama dari tarian ini.
6. Tari Durga Mahisasura Mardini
Tari Durga Mahisasura Mardini
Tari
Durga Mahisasura Mardini merupakan tari kreasi yang terinspirasi dari
kisah Durga Mahisasura Mardini yang tertulis didalam lontar Siwagama.
Secara umum, garapan dari tari kreasi ini tidak lepas dari latar
belakang budaya Bali, sebagai wilayah tempat kisah Durga Mahisasura
Mardini lahir dan berkembang. Selain itu juga dari segi estetis, tarian
kreasi ini juga tidak lepas dari esensi tarian Bali pada umumnya,
termasuk didalam gerakan, tata rias, busana yang dikenakan, sampai musik
yang mengiringinya.
7. Tari Kebyar Duduk
Tari Kebyar Duduk
Tari
Kebyar duduk diciptakan oleh seseorang yang bernama I Ketut Mario dari
Tabanan ditahun 1925. Tari kebyar duduk umumnya disebut juga dengan tari
Kebyar Terompong (jika dimainkan akan memakai instrument Terompong).
Tari ini disebut Kebyar Duduk dikarenakan sebagian besar dari
gerak-gerakan dilakukan dalam posisi duduk dengan menggunakan kedua kaki
menyilang (bersila). Seperti halnya dengan tari Baris, Kebyar merupakan
tarian tunggal, akan tetapi tarian ini bersifat individualistic. Tarian
baris ini mengilustrasikan gerakan-gerakan ksatria Bali pada umumnya.
Dalam tarian Kebyar ini penekannya terdapat pada penari itu sendiri yang
menginsterpretasikan sebuah nuansa musik dengan ekpresi wajah dan
gerakan.
8. Tari Kecak
Tari Kecak
Tarian
ini merupakan tari pertunjukan masal atau hiburan serta cendrung
sebagai sendratari, yakni seni drama dan tari, karena keseluruhnya
menggambarkan seni peran dari Lakon Pewayangan, seperti lakon Rama Sita
dan tidak secara khusus digunakan di dalam ritual agama hindu seperti
odalan, pemujaan, dan upacara lainnya. Tari kecak diciptakan oleh
seseorang yang bernama Wayan Limbak dan Walter Spies, yaitu seorang
pelukis dari Jerman pada sekitar tahun 1930. Sebenarnya tari Kecak ini
berasal dari ritual sanghyang, yaitu sebuah tradisi tarian yang para
penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar, melakukan komunikasi
kepada Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan sebuah
harapan-harapannya kepada masyarakat.
9. Tari Kupu-Kupu
Tari Kupu-Kupu
Tari
kupu-kupu atau tari kupu-kupu tarum merupakan salah satu tarian
tradisional yang berasal dari Bali. Menurut catatan sejarah tarian Bali,
tari kupu-kupu ini diciptakan oleh I Wayan Beratha ditahun 1960-an.
Tarian kupu-kupu merupakan jenis tarian grup putri yang dimainkan oleh 5
(lima) orang perempuan atau lebih. Tarian ini menggambarkan binatang
kupu-kupu berwarna biru tua atau tarum yang sedang terbang serta hinggap
dari satu bunga ke bunga lainnya. Secara filosofis, tarian kupu-kupu
ini adalah penggambaran keindahan, kedamaian, dan juga eksotoknya pulau
Bali.
10. Tari Legong
Tari Legong
Tari
legong adalah salah satu tarian non-ritual yang hingga sampai saat ini
masih tetap lestari dan bertahan melintasi zaman. Tarian yang dicirikan
dengan gerakan tubuh yang dinamis, gestur jemari lentik, serta delik
mata yang sangat tajam ini sudah bertahan selama hampir 200 tahun. Pada
awalnya, tari legong ini merupakan tari sakral. Tarian ini dibawakan
secara khusus diperayaan odalan di area halaman dalam Pura Payogan
Agung, Sukawati. Terinspirasi dari tari sakral tersebut, maka diciptakan
tari hiburan untuk kalangan bangsawan yang di kemudian hari dianggap
sebagai cikal bakal dari tari legong modern.
11.Tari Manuk Rawa
Tari Manuk Rawa
Tarian
ini pertama kali diciptakan di tahun 1981 oleh seorang koreografer yang
bernama I Wayan Dibia, dan seorang komposer yang bernama I Wayan
Beratha. Sebelum menjadi sebuah tari lepas, tari Manukrawa ini merupakan
bagian sendratari Mahabharata Bale Gala-Gala karya tim dari sendratari
Ramayana atau Mahabharata Propinsi Bali yang ditampilkan di dalam Pesta
Kesenian Bali pada tahun 1980. Dari sejarah tari Manukrawa ini
gerakannya diambil dari tari klasik Bali yang kemudian dipadukan dengan
gerakan tari yang berasal dari Jawa dan Sunda, yang telah
dimodifikasikan sesuai dengan tuntutan dari keindahan.
Dalam
menarikan tarian ini, biasanya akan dibawakan oleh sekelompok (antara 5
- 7 orang ) penari wanita. Tarian ini merupakan tarian kreasi baru yang
menggambarkan perilaku dari sekelompok burung (manuk) air (rawa)
sebagaimana yang telah dikisahkan di dalam cerita Wana Parwa dari Epos
Mahabharata.
12. Tari Pendet
Tari Pendet
Tari
Pendet adalah tarian selamat datang atau tarian penyambutan yang khas
dari Bali dan merupakan tarian tradisional dari Bali yang sangat
terkenal. Tarian ini ditampilkan diacara seperti penyambutan tamu besar
atau acara-acara budaya lainnya. Tari Pendet biasanya dimainkan oleh
penari wanita dengan membawa sebuah mangkuk yang berisi macam-macam
bunga yang menjadi ciri khasnya.
Tari
Pendet awalnya merupakan suatu tarian tradisional bagian dari upacara
piodalan di Pura atau tempat suci lainnya yang sebagai ungkapan rasa
syukur dan penghormatan dari masyarakat Bali guna menyambut kehadiran
para dewata yang turun dari khayangan. Tari ini sudah menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dalam kehidupan spiritual masyarakat di sana.
Berawal
dari situlah, salah satu seniman dari Bali yaitu I Wayan Rindi
terinspirasi dan ingin mengubah tarian tersebut menjadi tarian selamat
datang. Dibantu oleh Ni Ketut Reneng, keduanya pun menciptakan Tari
Pendet sebagai tarian penyambutan dengan empat penari. Tarian ini
kemudian dikembangkan dan disempurnakan lagi oleh I Wayang Baratha
dengan ditambahkan jumlah penari menjadi lima orang. S
13. Tari Puspanjali
Tari Puspanjali
Nama
Puspanjali dari tarian ini sendiri berasal dari 2 kata, yaitu puspa dan
anjali yang artinya adalah bunga dan menghormat. Sesuai dengan artinya,
bahwa tari puspanjali adalah tarian penghormatan bagi para tamu. Tari
Puspanjali merupakan tarian kreasi baru yang diciptakan oleh N.L.N.
Swasthi Wijaya Badem, yaitu tepatnya pada tahun 1989. Selain dikenal
sebagai pencipta daro tari puspanjali, N.L.N. Swasthi Wijaya Badem juga
dikenal akan hasil karya tarian tradisional lainnya, seperti Tari
Saraswati, Siwa Nataraja, Belibis, dan Tari Sekarjagad.
14. Tari Rejang
Tari Rejang
Tari
Rejang diciptakan pada abad 8-14 M. Tarian ini biasanya dibawakan di
pura, merajan ataupun di sanggah (tempat suci) pada saat upacara adat,
sebagai rasa pengabdian kepada leluhur. Tari ini dilakukan oleh
perempuan pada saat mengikuti upacara persembahyangan dengan posisi
berbaris, melingkar dan juga berpegangan tangan. Pada saat Upacara
Pangider Buana, para penari akan mengelilingi sesajian dan juga
berputar-putar sembari menuruti arahan dari pradaksina. Penari Rejang
biasanya akan menggunakan pakaian upacara adat yang dilengkapi dengan
bunga-bunga emas di bagian kepala. Rangkaian ini merupakan bagian dari
makna pengabdian itu sendiri.
15. Tari Sanghyang
Tari Sanghyang
Tari
Sanghyang ini biasanya ditarikan di dalam upacara-upacara sakral dan
bertujuan sebagai pelengkap upacara yang digunakan dalam mengusir wabah
penyakit di daerah tertentu. Tarian Sanghyang ini tidak dapat dinikmati
sewaktu-waktu dan juga tidak di sembarang tempat. Tarian ini berbeda
dengan tari yang telah dimodifikasi menjadi sebuah pertunjukan umum
seperti tari baris, tari barong kecak, tari legong, dan tarian lainnya.
Tarian
Sanghyang ini terdiri dari beberapa jenis, yaitu di antaranya adalah
Sanghyang Dewa, Sanghyang Dangklik, Sanghyang Deling, Sanghyang Celeng,
Sanghyang Dedari, Sanghyang Penyalin, Sanghyang Bumbung, Sanghyang Medi,
Sanghyang Sengkrong, Sanghyang Kidang, Sanghyang Janger, dan Sanghyang
Jaran.
16. Tari Telek
Tari Telek
Tari
Telek sampai saat ini masih sering dipentaskan secara teratur oleh
sejumlah banjar atau desa adat di Bumi Serombotan, Klungkung, seperti di
Banjar Adat Pancoran Gelgel dan di Desa Adat Jumpai. Jenis tari wali
ini merupakan warisan leluhur yang pantang untuk tidak dipentaskan.
Warga setempat meyakini bahwa pementasan Telek ini sebagai sarana untuk
meminang keselamatan dunia, khususnya di wilayah banjar atau desa adat
mereka. Jika nekat tidak mementaskan tarian ini, sama artinya dengan
mengundang kehadiran sasab (penyakit pada manusia), merana
(hama-penyakit pada tanaman dan ternak), dan marabahaya lainnya yang
mengacaukan harmonisasi di dunia.
Keyakinan
ini begitu mengkristal dihati krama Banjar Adat Pancoran, Gelgel dan
juga Desa Adat Jumpai. Mereka melestarikan kesenian ini dari tahun ke
tahun, dari generasi ke generasi sampai tidak sampai tergerus arus
zaman. Begitu kuatnya mereka menjaga kesenian ini, sampai-sampai seluruh
pakem pada pementasan Tari Telek dipertahankan secara saklek.
17. Tari Topeng Tua
Tari Topeng Tua
Tari
Topeng merupakan bagian drama tari tradisional Bali. Tari Topeng ini
Selain dipentaskan untuk pertunjukan hiburan, terdapat pula jenis Tari
Topeng yang menjadi pelengkap dalam upacara keagamaan. Salah satu Tari
Topeng yang mempunyai fungsi dalam kedua hal tersebut adalah Tari Topeng
Tua, atau yang disebut dengan Tari Werda Lumaku. Tari Topeng Tua ini
adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Bali. Tari Topeng
Tua ini menampilkan seorang penari dengan busana yang megah dan juga
mengenakan topeng kayu yang berasal dari kayu ylang-ylang. Topeng yang
digunakan dalam tarian ini seperti raut wajah seorang pria yang berusia
senja.
18. Tari Terunajaya
Tari Terunajaya
Tari
Terunajaya adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Bali,
yaitu tepatnya dari Buleleng. Tarian ini termasuk ke dalam kategori
tari balih-balihan atau tari hiburan dan dapat dipentaskan dimana saja,
seperti di halaman pura, di lapangan atau panggung yang tertutup atau
terbuka, dan di tempat-tempat lainnya. Pencipta dari tari Trunajaya
adalah Pan Wandres dalam bentuk kebyar Legong dan kemudian disempurnakan
lagi oleh I Gede Manik. Tarian ini di ciptakan pada tahun 1915 sebagai
tarian hiburan yang bisa di nikmati pada saat perayaan tertentu.
19. Tari Wiranata
Tari Wiranata
Tarian
ini merupakan tari kreasi yang diciptakan oleh Nyoman Ridet pada tahun
1960. Tari Wiranata ini mengambarkan kesan gagah dari seorang penari
serta cocok sekali dalam melukiskan seseorang yang punya pengaruh dan
wibawa seperti seorang raja. Dalam pertunjukannya, Tari Wiranata pada
umumnya akan ditarikan oleh remaja putri, namun memungkinkan juga
ditarikan oleh penari putra, baik itu dalam pementasan berkelompok
(massal) maupun seorang diri (tunggal).
Patut Kamu Baca:
- Tarian Tradisional Dari Jambi Dan Penjelasannya
- Tari Rentak Kudo, Tarian Tradisional Dari Kerinci Provinsi Jambi
- Tari Inai, Tarian Tradisional Dari Jambi
- Tari Cangget, Tarian Tradisional Dari Lampung
- Tarian Datun Julud, Tarian Tradisional Suku Dayak Di Kalimantan
- Tari Bedana, Tarian Tradisional Dari Lampung
- Tari Tenun, Tarian Tradisional Dari Bali
- Tarian Tradisional Dari Bengkulu Dan Penjelasannya
- Tari Beksan Lawung Ageng, Tarian Tradisional Keraton Yogyakarta
- Tari Topeng Ireng, Tarian Tradisional Dari Magelang Jawa Tengah
- Alat Musik Tradisional Dari Jawa Timur Beserta Penjelasannya
- Tari Andun, Tarian Tradisional Dari Bengkulu Dan Penjelasannya
- Tari Seblang, Tarian Mistis Dari Banyuwangi Jawa Timur
- Tingkeban, Tradisi Tujuh Bulanan Masyarakat Jawa
- Kumpulan Motif Batik Tujuh Bulanan (Tingkeban)
- Tarian Tradisional Dari Bangka Belitung Dan Penjelasannya
- Pakaian Adat Dari Provinsi Maluku Lengkap
- Tarian Tradisional Betawi Dari Jakarta Lengkap
- Beripat Beregong, Kesenian Tradisional Dari Bangka Belitung
- Tari Zapin Betawi, Tarian Tradisional Dari Jakarta
- Tari Sirih Kuning, Tarian Tradisional Betawi Jakarta
- Pusaka Sakti Peninggalan Mataram (Yogyakarta)
- Tarian Tradisional Dari Gorontalo Beserta Penjelasannya
- Tarian Tradisional Dari Bali Beserta Penjelasannya Lengkap