Cintaindonesia.web.id - Seblang
adalah salah satu tradisi dari masyarakat Osing di Banyuwangi Jawa
Timur. Tradisi ini merupakan tradisi sebagai keperluan bersih desa serta
tolak bala supaya desa tetap aman dan tentram. Tradisi seblang hanya
bisa dijumpai di 2 desa dalam lingkungan kecamatan Glagah, Kabupaten
Banyuwangi, yaitu desa Bakungan dan Olehsari. Seblang pada dasarnya
adalah tarian khas suku Osing di Kabupaten Banyuwangi. Ada kemiripan
diantara Tari Seblang ini dengan ritual Sanghyang di Provinsi Bali dan
ritual tari Sintren di Cirebon.
Untuk omprok seblang di desa Olehsari, biasanya penari akan memakai oprok yang terbuat dari pelepah pisang yang telah disuwir-suwir sampai menutupi sebagian dari wajah penari, pada bagian atasnya akan diberi bunga-bunga segar yang biasanya diperoleh dari kebun atau area sekitar pemakaman, dan ditambah lagi dengan sebuah kaca kecil yang ditaruh pada bagian tengah omprok.
Jika di Desa Olehsari memakai pelepah pisang, omprok seblang di desa Bakungan biasanya akan memakai omprok yang menyerupai pertunjukan Gandrung, hanya saja untuk bahan yang digunakan adalah terbuat dari pelepah pisang serta dihiasi oleh bunga-bunga segar meskipun tidak sebanyak seperti para penari seblang di desa Olehsari.
Penari seblang yang telah tidak sadarkan diri tersebut kemudian menari dengan gerakan yang monoton, mata terpejam serta mengikuti arah sang pawang (dukun) dan irama gendhing yang dimainkan. Terkadang pula berkeliling desa sambil menari-nari. Setelah beberapa lama menari, lalu penari seblang akan melempar selendang yang telah digulungkan ke arah para penonton, penonton yang terkena selendang tersebut tentunya harus mau menari bersama dengan penari seblang. Bila tidak mau, maka dia akan dikejar-kejar oleh penari seblang hingga mau menari.
Sejarah Tari Seblang
Karena tarian tradisional ini merupakan tradisi yang sudah cukup tua sehingga sangat sulit untuk dilacak asal-usul dimulainya. Namun menurut catatan sejarah, para penari Seblang pertama yang diketahui adalah bernama Semi yang juga merupakan pelopor pertama pada tarian tradisional bernama tari Gandrung (meninggal tahun 1973). Setelah sembuh dari sakitnya, maka nazar ibunya yaitu Mak Midah atau Mak Milah harus dipenuhi, dimana Semi akhirnya di jadikan seblang dalam usia kanak-kanaknya sampai setelah menginjak remaja mulai menjadi penari Gandrung.Syarat Penari Seblang
Para penari Seblang pada umumnya akan dipilih secara supranatural oleh dukun setempat dan biasanya para penari harus dipilih dari keturunan penari seblang terdahulu. Terdapat beberapa perbedaan yang signifikan antara tarian seblang yang ada di Desa Olehsari dengan tarian seblang yang ada di Desa Bakungan.A. Penari Desa Olehsari
Tari Seblang di Desa Olehsari biasanya akan dibawakan oleh wanita muda yang belum akil baliq serta dilaksanakan selama 7 hari secara berturut-turut sesudah hari Raya Idul Fitri.B. Penari Desa Bakungan
Tari Seblang di Desa Bakungan biasanya akan digelar satu minggu setelah Hari Raya Idul Adha serta dibawakan oleh penari wanita yang usianya diatas 50 tahun dan sudah mati haid (menopause) dan kemudian dilakukan semalam suntuk di Balai Desa Bakungan.Busana Tari Seblang
Tidak hanya pada penari dan waktu pelaksanaan ritual, dari segi busana juga terdapat perbedaan yang terletak pada Omprok atau mahkota sang penari di desa Olehsari dan desa Bakungan.A. Omprok Seblang Desa Olehsari
Busana Tari Seblang Desa Olehsari
Untuk omprok seblang di desa Olehsari, biasanya penari akan memakai oprok yang terbuat dari pelepah pisang yang telah disuwir-suwir sampai menutupi sebagian dari wajah penari, pada bagian atasnya akan diberi bunga-bunga segar yang biasanya diperoleh dari kebun atau area sekitar pemakaman, dan ditambah lagi dengan sebuah kaca kecil yang ditaruh pada bagian tengah omprok.
B. Omprok Seblang Desa Bakungan
Busana Tari Seblang Desa Bakungan
Jika di Desa Olehsari memakai pelepah pisang, omprok seblang di desa Bakungan biasanya akan memakai omprok yang menyerupai pertunjukan Gandrung, hanya saja untuk bahan yang digunakan adalah terbuat dari pelepah pisang serta dihiasi oleh bunga-bunga segar meskipun tidak sebanyak seperti para penari seblang di desa Olehsari.
Pertunjukan Tari Seblang
Dalam pertunjukannya, Tari Seblang ini akan dimulai dengan upacara yang dibuka langsung oleh sang dukun desa atau pawang. Sang penari akan ditutup matanya oleh para ibu-ibu yang berada tepat dibelakangnya, sambil memegang tempeh atau nampan bamboo. Sang dukun kemudian mengasapi sang penari dengan asap dupa sambil membaca sebuah mantera. Setelah penari kesurupan dan tidak sadarkan diri atau yang dalam istilah lokal adalah kejiman, bisanya akan ditandai dengan jatuhnya tampah tadi, maka pertunjukan tarian ini pun dimulai.Penari seblang yang telah tidak sadarkan diri tersebut kemudian menari dengan gerakan yang monoton, mata terpejam serta mengikuti arah sang pawang (dukun) dan irama gendhing yang dimainkan. Terkadang pula berkeliling desa sambil menari-nari. Setelah beberapa lama menari, lalu penari seblang akan melempar selendang yang telah digulungkan ke arah para penonton, penonton yang terkena selendang tersebut tentunya harus mau menari bersama dengan penari seblang. Bila tidak mau, maka dia akan dikejar-kejar oleh penari seblang hingga mau menari.
Pengiring Tari Seblang
Untuk alat musiknya, tarian seblang di desa Bakungan umumnya akan diiringi oleh alat musik yang terdiri dari 1 buah kendang, 1 buah kempul atau gong dan 2 buah sarong. Sedangkan untuk tarian seblang di desa Olehsari biasanya sama dengan alat musik pengiring di desa bangkungan namun ditambah dengan alat musik biola sebagai penambah efek musikal.Perkembangan Tari Seblang
Dalam perkembangannya, tari seblang ini dahulunya sempat ditinggalkan dikarenakan alasan keamanan dan juga politis, namun akibatnya sejumlah masyarakat banyak yang kesurupan dengan alasan yang tidak jelas. Sesudah dilakukan ritual upacara, masyarakat yang kesurupan tadi akan meminta untuk di adakan tradisi seblang. Masyarakat mempercayai jika tidak melakukan tradisi seblang ini mereka akan mendapatkan sebuah musibah. Sejak pada saat itulah tradisi seblang ini terus berkembang dan dilestarikan hingga saat ini.Patut Kamu Baca:
- Tarian Tradisional Dari Jambi Dan Penjelasannya
- Tari Rentak Kudo, Tarian Tradisional Dari Kerinci Provinsi Jambi
- Tari Inai, Tarian Tradisional Dari Jambi
- Tari Cangget, Tarian Tradisional Dari Lampung
- Tarian Datun Julud, Tarian Tradisional Suku Dayak Di Kalimantan
- Tari Bedana, Tarian Tradisional Dari Lampung
- Tari Tenun, Tarian Tradisional Dari Bali
- Tarian Tradisional Dari Bengkulu Dan Penjelasannya
- Tari Beksan Lawung Ageng, Tarian Tradisional Keraton Yogyakarta
- Tari Topeng Ireng, Tarian Tradisional Dari Magelang Jawa Tengah
- Alat Musik Tradisional Dari Jawa Timur Beserta Penjelasannya
- Tari Andun, Tarian Tradisional Dari Bengkulu Dan Penjelasannya
- Tari Seblang, Tarian Mistis Dari Banyuwangi Jawa Timur