Cintaindonesia.web.id - Reog
Sunda adalah salah satu kesenian tradisional yang berasal dari Bandung,
Jawa Barat. Reog Sunda merupakan kesenian perpaduan antara seni tari,
lawak, lagu, dan cerita yang berisikan kritik sosial dan juga pesan
keagamaan tanpa adanya unsur magis.
Satu pemain akan berperan sebagai Dalang dan bertugas untuk mengendalikan permainan serta akan membawa alat musik yang disebut dengan "Tilingtingtit" berukuran 20 centimeter. Seorang lagi akan berperan sebagai wakil dalang serta akan membawa alat yang disebut dengan "Penempas" berukuran 25 centimeter. Dua orang sisanya sebagai peran pembantu yang umumnya akan membawa alat musik bernama "brangbang" yang berukuran 30 sampai 35 centimeter dan Badublang yang berukuran 45 centimeter.
Ada beberapa bentuk penyajian lagu-lagu yang biasa dibawakan untuk mengiringi Reog Sunda dan tentunya mempunyai ciri khas tersendiri, seperti kadipaten, rereongan, tilil, sisindiran, sintren, dan lain sebagainya. Selain itu terdapat 2 pola di dalam penyajiannya, yakni pola tabuhan kempringan yang mempunyai tempo lambat dan pola kekeringan atau irama cepat. Pola tabuhan kempringan berfungsi sebagai pengiring lagu, sedangkan pola kekeringan umumnya ditampilkan di babak awal pertunjukan.
Kesenian ini bahkan jarang sekali tampil di media maupun di acara-acara masyarakat, peminatnya pun juga sudah mulai berkurang. Jika masih ada pagelaran acara semacam kesenian Reog Sunda, para penonton pun hanya berasal dari kalangan generasi tua. Namun sebagai bentuk upaya dalam melestarikan kebudayaan Reog Sunda, pihak pemerintah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, kerap mengadakan acara perlombaan kesenian Reog Sunda yang dimana para pesertanya berjumlah kurang lebih 30 grup.
Fungsi Reog Sunda
Awal mula fungsi dari kesenian Reog Sunda ini adalah untuk media dakwah atau media penerangan yang menonjolkan nilai sosial dan juga pendidikan yang budi pekerti, namun perlahan-lahan kesenian Reog Sunda bertambah fungsinya yaitu untuk media hiburan.Pertunjukan Reog Sunda
Dalam pertunjukannya, durasi kesenian Reog Sunda ini biasanya akan memakan waktu antara 1 sampai dengan 1.5 jam, dimana kesenian ini akan dipentaskan oleh 4 pemain. Masing-masing pemainnya tersebut akan membawa alat musik tradisional bernama "dogdog" atau gendang yang terbuat dari bahan dasar bambu.Satu pemain akan berperan sebagai Dalang dan bertugas untuk mengendalikan permainan serta akan membawa alat musik yang disebut dengan "Tilingtingtit" berukuran 20 centimeter. Seorang lagi akan berperan sebagai wakil dalang serta akan membawa alat yang disebut dengan "Penempas" berukuran 25 centimeter. Dua orang sisanya sebagai peran pembantu yang umumnya akan membawa alat musik bernama "brangbang" yang berukuran 30 sampai 35 centimeter dan Badublang yang berukuran 45 centimeter.
Pengiring Reog Sunda
Selain ke-5 alat musik tersebut (dogdog, Tilingtingtit, Penempas, brangbang, dan Badublang) masih ada lagi alat musik lainnya yang umumnya dibawa oleh para pemain sebagai pelengkap, seperti kendang, terompet, gong dan kecapi. Ada juga alat musik modern yang dipakai, seperti keyboard dan gitar. Di dalam kesenian ini juga ada penabuh waditra yang biasanya memakai beberapa perlengkapan alat musik tradisional seperti saron, rebab, gendang, gambang dan lain sebagainya.Ada beberapa bentuk penyajian lagu-lagu yang biasa dibawakan untuk mengiringi Reog Sunda dan tentunya mempunyai ciri khas tersendiri, seperti kadipaten, rereongan, tilil, sisindiran, sintren, dan lain sebagainya. Selain itu terdapat 2 pola di dalam penyajiannya, yakni pola tabuhan kempringan yang mempunyai tempo lambat dan pola kekeringan atau irama cepat. Pola tabuhan kempringan berfungsi sebagai pengiring lagu, sedangkan pola kekeringan umumnya ditampilkan di babak awal pertunjukan.
Perkembangan Reog Sunda
Dalam perkembangannya, awal mula kesenian Reog Sunda ini ditayangkan di TVRI maupun di televisi swasta dengan memakai bahasa Indonesia dan mendapatkan sambutan yang sangat bagus. Reog Sunda ini sendiri juga kerap digelar di berbagai acara oleh masyarakat. Tetapi semakin lama kesenian Reog Sunda semakin memudar.Kesenian ini bahkan jarang sekali tampil di media maupun di acara-acara masyarakat, peminatnya pun juga sudah mulai berkurang. Jika masih ada pagelaran acara semacam kesenian Reog Sunda, para penonton pun hanya berasal dari kalangan generasi tua. Namun sebagai bentuk upaya dalam melestarikan kebudayaan Reog Sunda, pihak pemerintah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, kerap mengadakan acara perlombaan kesenian Reog Sunda yang dimana para pesertanya berjumlah kurang lebih 30 grup.
Patut Kamu Baca:
- Tarian Tradisional Dari Sumatera Selatan Dan Penjelasannya
- Tari Tanggai, Tarian Tradisional Dari Palembang Sumatera Selatan
- Tari Pagar Pengantin, Tarian Tradisional Dari Palembang Sumatera Selatan
- Tarian Tradisional Dari Sumatera Utara Dan Penjelasannya
- Tarian Tradisional Dari NTT Dan Penjelasannya
- Tarian Tradisional Dari Papua Dan Papua Barat
- Tari Selamat Datang, Tarian Tradisional Khas Papua
- Tarian Tradisional Dari Kalimantan Timur
- Tarian Tradisional Dari Lampung Dan Penjelasannya
- Tarian Tradisional Dari Jawa Timur Dan Penjelasannya
- Tari Gembu, Tarian Tradisional Dari Sumenep Madura Jawa Timur
- Tari Mandau, Tarian Tradisional Dari Kalimantan Tengah
- Tarian Tradisional Dari Kalimantan Barat
- Tari Kuda Gepang, Tarian Tradisional Dari Kalimantan Selatan
- Tarian Tradisional Dari Jawa Tengah Dan Penjelasannya
- Tari Tor Tor, Tarian Tradisional Suku Batak Di Sumatera Utara
- Tari Lulo, Tarian Tradisional Suku Tolaki Dari Sulawesi Tenggara
- Tari Belian Bawo, Tarian Tradisional Dari Kalimantan Timur
- Mamaos, Tembang Sunda Dari Cianjur Jawa Barat
- Reog Sunda, Kesenian Tradisional Dari Jawa Barat