Cintaindonesia.web.id - Di
seputaran Taman Fatahillah, Jakarta, ada berbagai bangunan peninggalan
Belanda. Selain unik dikarenakan bergaya art deco, berbagai bangunan
tersebut juga sangat kaya akan cerita sejarah yang melingkupinya. Salah
satu bangunan dari peninggalan Belanda itu adalah Gedung Raad van
Justitie.
Gedung yang terletak di Jalan Pos Kota No. 2, Jakarta Barat, ini dahulunya dipakai oleh pemerintahan Belanda sebagai kantor Lembaga Peradilan Tertinggi Belanda. Saat itu Jepang menguasai Indonesia, gedung ini pernah dipakai sebagai tempat tinggal tentara Jepang. Fungsi gedung ini kemudian berganti di tahun 1967. Ketika itu, pemerintah DKI Jakarta memanfaatkannya sebagai kantor Walikota Kota Jakarta Barat.
Sepuluh tahun kemudian, yaitu tepatnya tanggal 20 Agustus, Presiden Soeharto mengalihkan fungsi dari kantor Walikota Jakarta Barat tersebut menjadi Gedung Balai Seni Rupa. Kemudian pada tahun 1977, Gubernur Jakarta Ali Sadikin meresmikan tempat yang sama dan menjadi Museum Keramik. Terakhir, gedung ini dialihfungsikan sebagai Museum Seni Rupa dan Keramik.
Museum Seni Rupa dan Keramik ini menyimpan berbagai koleksi berupa lukisan, sketsa, grafis, patung, sampai keramik. Yang menarik, di museum ini juga menyimpan karya avant garde dari beberapa maestro lukis Indonesia, seperti Affandi dan Raden Saleh.
Selain menyimpan berbagai macam lukisan karya maestro lukis Indonesia, Museum Seni Rupa dan Keramik ini juga menyimpan koleksi keramik unggulan, baik itu keramik lokal maupun keramik asing. Keramik asing yang menjadi koleksi di museum ini adalah keramik Cina peninggalan dari Dinasti Ming dan Ching. Selain itu, ada juga koleksi keramik peninggalan Kerajaan Majapahit.
Para pengunjung museum ini tidak hanya bisa menikmati berbagai koleksi yang disimpan, tetapi juga akan diperkaya dengan pengetahuan sejarah seni rupa Indonesia. Fasilitas yang disediakan di museum ini pun variatif, mulai itu dari studio gerabah, Museum Kontemporer Jakarta, ruang instalasi seni, sampai aula serba guna. Pada waktu-waktu tertentu, Museum Seni Rupa dan Keramik ini juga mengadakan berbagai acara, seperti lomba melukis bagi anak-anak, pameran, serta diskusi seputar dunia seni rupa dan keramik.
Museum Seni Rupa dan Keramik ini dibuka untuk umum setiap hari mulai pukul 09.00 sampai pukul 03.00 sore, kecuali hari Senin dan hari libur nasional. Dengan harga tiket yang sangat terjangkau, museum ini tak hanya menawarkan keindahan namun juga pengetahuan. Menyambangi museum ini tentunya mendatangkan sensasi tersendiri dihati para penggemar sejarah dan ilmu pengetahuan.
Gedung yang terletak di Jalan Pos Kota No. 2, Jakarta Barat, ini dahulunya dipakai oleh pemerintahan Belanda sebagai kantor Lembaga Peradilan Tertinggi Belanda. Saat itu Jepang menguasai Indonesia, gedung ini pernah dipakai sebagai tempat tinggal tentara Jepang. Fungsi gedung ini kemudian berganti di tahun 1967. Ketika itu, pemerintah DKI Jakarta memanfaatkannya sebagai kantor Walikota Kota Jakarta Barat.
Sepuluh tahun kemudian, yaitu tepatnya tanggal 20 Agustus, Presiden Soeharto mengalihkan fungsi dari kantor Walikota Jakarta Barat tersebut menjadi Gedung Balai Seni Rupa. Kemudian pada tahun 1977, Gubernur Jakarta Ali Sadikin meresmikan tempat yang sama dan menjadi Museum Keramik. Terakhir, gedung ini dialihfungsikan sebagai Museum Seni Rupa dan Keramik.
Museum Seni Rupa dan Keramik ini menyimpan berbagai koleksi berupa lukisan, sketsa, grafis, patung, sampai keramik. Yang menarik, di museum ini juga menyimpan karya avant garde dari beberapa maestro lukis Indonesia, seperti Affandi dan Raden Saleh.
Selain menyimpan berbagai macam lukisan karya maestro lukis Indonesia, Museum Seni Rupa dan Keramik ini juga menyimpan koleksi keramik unggulan, baik itu keramik lokal maupun keramik asing. Keramik asing yang menjadi koleksi di museum ini adalah keramik Cina peninggalan dari Dinasti Ming dan Ching. Selain itu, ada juga koleksi keramik peninggalan Kerajaan Majapahit.
Suasana di Museum Seni Rupa dan Keramik
Para pengunjung museum ini tidak hanya bisa menikmati berbagai koleksi yang disimpan, tetapi juga akan diperkaya dengan pengetahuan sejarah seni rupa Indonesia. Fasilitas yang disediakan di museum ini pun variatif, mulai itu dari studio gerabah, Museum Kontemporer Jakarta, ruang instalasi seni, sampai aula serba guna. Pada waktu-waktu tertentu, Museum Seni Rupa dan Keramik ini juga mengadakan berbagai acara, seperti lomba melukis bagi anak-anak, pameran, serta diskusi seputar dunia seni rupa dan keramik.
Museum Seni Rupa dan Keramik ini dibuka untuk umum setiap hari mulai pukul 09.00 sampai pukul 03.00 sore, kecuali hari Senin dan hari libur nasional. Dengan harga tiket yang sangat terjangkau, museum ini tak hanya menawarkan keindahan namun juga pengetahuan. Menyambangi museum ini tentunya mendatangkan sensasi tersendiri dihati para penggemar sejarah dan ilmu pengetahuan.
Patut Kamu Baca:
- Tradisi Kenduri Laut, Tradisi di Tapanuli Tengah Sumatra Utara
- Tari Beskalan, Tarian Tradisional Dari Malang Provinsi Jawa Timur
- Tari Bedoyo Wulandaru, Tarian Tradisional Dari Banyuwangi Provinsi Jawa Timur
- Tari Bedhaya Ketawang, Tarian Kebesaran Di Kasunanan Surakarta
- Tari Bambangan Cakil, Tarian Tradisional Dari Provinsi Jawa Tengah
- Tari Kinyah Mandau, Tarian Tradisional Dari Provinsi Kalimantan Tengah
- Tari Wura Bongi Monca, Tarian Tradisional Dari Bima Provinsi NTB
- Tari Woleka, Tarian Tradisional Khas Sumba Barat Daya Provinsi NTT
- Tari Tumatenden, Tarian Tradisional Dari Provinsi Sulawesi Utara
- Wisata Taman Nasional Baluran di Jawa Timur
- Wisata Pantai Pathek di Situbondo Jawa Timur
- Wisata Pantai Pasir Putih di Situbondo Jawa Timur
- Wisata Pantai Bama di Situbondo Jawa Timur
- Wisata Air Terjun Coban Baung di Pasuruan Jawa Timur
- Wisata Air Terjun Antogan di Banyuwangi Jawa Timur
- Ondel-Ondel, Kesenian Tradisional Dari Betawi
- Wisata Ziarah di Makam Pangeran Jayakarta Jakarta
- Wayang Golek Betawi, Kesenian Tradisional Betawi
- Sejarah Gereja Katedral Jakarta
- Taman Proklamasi, Wisata Sejarah di Jakarta
- Wisata Taman Agrowisata Cilangkap di Jakarta Timur
- Museum Perumusan Naskah Proklamasi di Jakarta
- Sejarah Lampion Dalam Perayaan Imlek dan Cap Go Meh
- Tari Naga, Tarian Tradisional Dari Cina
- Wisata Edukatif di Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta