1. Tari Baksa Kembang
Tari Baksa Kembang
Tari Baksa Kembang merupakan tarian tradisional yang berasal dari daerah Banjar, Kalimantan Selatan. Tarian ini adalah tarian untuk menyambut tamu. Tari baksa kembang biasanya akan ditarikan oleh seorang wanita. Tarian ini dapat ditarikan secara tunggal dan dapat juga ditarikan oleh beberapa para penari wanita.
Awal mulanya sekitar abad 15 sebelum masehi, seorang pangeran yang bernama Suria Wangsa Gangga di kerajaan Dipa dan juga Daha di pulau Kalimantan mempunyai seorang kekasih yang bernama putri Kuripan. Satu peristiwa di waktu yang lain adalah pada saat putri Kuripan memberikan setangkai bunga teratai merah kepada si pangeran. Peristiwa itu merupakan cikal bakal dari lahirnya tarian Baksa Kembang di Banjar provinsi Kalimantan Selatan.
Saat ini, tarian Baksa Kembang masih dipakai pada acara-acara untuk menyambut tamu-tamu yang dihormati, meskipun masih banyak para penari-penari dari tari Baksa Kembang belum memahami dari arti dan nilai Tarian Baksa Kembang. Kata baksa memiliki arti kelembutan. Tarian Baksa kembang adalah sebuah bentuk kelembutan tuan rumah di dalam menyambut tamu yang dihormati. Sambutan ini dilakukan dengan cara para penari memberikan rangkaian bunga kepada tamu yang dihormati. Nilai-nilai ini merupakan transformasi dari cinta sepasang kekasih, yaitu pangeran Suria Wangsa Gangga dengan putri Kuripan. Selengkapnya tentang
2. Tari Kanjar atau Kakanjaran
Tari Kanjar atau Kakanjaran
Tari Kanjar atau Kakanjaran merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari Hulu Sungai Selatan (HSS), Provinsi Kalimantan Selatan. Tarian ini merupakan tarian hiburan adat untuk suku Dayak yang menganut kepercayaan Kaharingan peninggalan leluhur mereka. Setiap penghuni Balai sejak kecil sampai dewasa terkecuali usia lanjut sudah dibebani oleh keahlian tari Kakanjaran.
Tari Kakanjaran biasanya akan digelar di dalam selamatan banih ringan dan banih barat. Banih ringan sendiri merupakan padi yang baru dipanen dikelompok persawahan dengan curah hujan yang sedikit. Banih ringan adalah jenis padi yang dapat dengan cepat dipanen. Areal ladang untuk tempat menanam banih ringan ini umumnya tidak terlalu jauh dari lokasi Balai. Tanah huma tugal berpindah ini biasanya bisa ditanami oleh padi 5 tahun sekali atau lebih cepat lagi serta hasil panennya juga tidak seberapa. Banih ringan yang telah dipanen tersebut adalah untuk persediaan cadangan jangka pendek oleh para penduduk Balai.
Sedangkan untuk banih barat adalah padi tunggal pada tanah pegunungan yang umumnya dapat memakan waktu 7 hingga 10 tahun sekali digarap untuk ditanami padi. Pekerjaan ini dibutuhkan kerjasama dan tanggung jawab yang sangat besar untuk seluruh para penduduk Balai. Hasil huma banih barat umumnya dapat menjamin kebutuhan kelompok para penghuni Balai sampai dengan 5 tahun bahkan lebih. Huma tugal ini digarap selama setahun sekali oleh para penduduk Balai, hanya persawahan untuk menanam banih ringan saja yang cenderung akan berpindah-pindah.
3. Tari Kuda Gepang
Tari Kuda Gepang
Tari kuda gepang merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari Provinsi Kalimantan Selatan. Tarian ini sekarang sudah sangat jarang di jumpai. Gerakan penari pada Tari kuda gepang ini berbeda dengan tari kuda lumping yang berasal dari Jawa Timur, dimana properti kuda pada tari kuda gepang tersebut tidak ditunggangi, melainkan hanya dikepit dibagian ketiak.
4. Tari Radap Rahayu
Tari Radap Rahayu
Tari Radap Rahayu adalah tarian klasik dari daerah Banjarmasin dan bersifat sakral. Tari ini merupakan sebuah tarian yang digunakan dalam menyambut tamu sebagai tanda penghormatan. Kata radap sendiri berasal dari beradap-adap yang artinya bersama-sama, berkelompok atau lebih dari satu. Rahayu juga memiliki arti galuh dan bungas yang artinya perempuan yang cantik. Selain itu, Rahayu memiliki arti sebuah kebahagian, kesenangan dan kemakmuran.
5. Tari Baksa Tameng
Tari Baksa Tameng merupakan salah satu tarian klasik banjar dimana dalam pertunjukannya menggunakan taming/tameng (perisai) dan sebilah keris terhunus sebagai propertinya. Tarian ini umumnya akan dimulai secara perlahan-lahan dan dilakukan dengan rasa penuh hormat serta kemudian sedikit demi sedikit gerakannya menjadi semakain cepat dan juga lebih liar, seolah-olah sedang menggambarkan sebuah pertarungan.Tari Baksa Tameng sendiri biasanya ditarikan oleh para penari laki-laki dengan diiringi oleh alat musik tradisional berupa gamelan dan lagu Parang Lima, Parang Capat. Untuk busananya sendiri, para penari Baksa Tameng akan memakai pakaian tradisional yang menggambarkan seorang ksatria atau prajurit.
6. Tari Baksa Dadap
Tari Baksa Dadap merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari Banjar Provinsi Kalimantan Selatan. Tarian ini umumnya kerap dipertunjukkan di keraton Banjar. Dalam mempersembahkan tari Baksa Dadap ini para penari akan memegang busur dan sebuah anak panah yang dipanggil "dadap". Mereka melompat dengan senjata ini, sambil mengangkat sebelah kaki, bergerak dengan sangat cepat, seolah-olah mereka terpaksa untuk mempertahankan diri dari serangan yang datang dari semua sudut.7. Tari Bagandut
Tari Bagandut
Tari Bagandut adalah salah satu tarian rakyat yang berasal dari Kalimantan Selatan. Tarian ini merupakan jenis tari tradisional berpasangan yang dimasa lalunya lebih menonjolkan erotisme dari para penarinya, seperti halnya tari tayub dan tari ronggeng.
Tari Gandut awal mulanya hanya dimainkan disekitar lingkungan istana kerajaan, barulah sekitar tahun 1860-an tarian ini berkembang sangat pesat ke pelosok kerajaan serta menjadi jenis kesenian yang diminati dan disukai oleh golongan rakyat biasa. Tarian ini pada umumnya hanya dimainkan dibeberapa acara, seperti pada acara malam perkimpoian, penggalangan dana kampung, hajad, dan lain sebagainya.
Tari Gandut sejak pada tahun 1960-an sudah tidak berkembang lagi. Faktor dari agama Islam-lah penyebab utama hilangnya jenis kesenian ini ditambah lagi dengan adanya gempuran jenis kesenian modern lainnya. Saat ini Gandut masih dapat dimainkan namun sudah tidak lagi seperti Tari Gandut aslinya, melainkan hanya sebagai bentuk pengingat didalam melestarikan kesenian tradisional khas masyarakat Banjar.
8. Tari Mayam Tikar
Tari Mayam Tikar
Tari Mayam Tikar adalah salah satu tarian tradisional yang berasal Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. Tarian ini menggambarkan para remaja putri di daerah Margasari, Kabupaten Tapin saat sedang menganyam tikar dan anyaman. Tarian ini berdurasi kurang lebih 6 menit dan umumnya dibawakan oleh 10 orang para penari putri. Tari Mayam Tikar diciptakan oleh Muhammad Yusuf, yaitu Ketua Sanggar Tari Buana Buluh Merindu yang berasal dari kota Rantau ibukota dari Kabupaten Tapin, di Provinsi Kalimantan Selatan
9. Tari Tantayungan
Tari Tantayungan adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari masyarakat Banjar di Provinsi Kalimantan Selatan. Tarian ini merupakan tarian yang mempresentasikan kisah yang ada di dalam tokoh pewayangan. Sehingga tarian ini sangat terkesan hidup lantaran kerap diselingi oleh dialog dari kelompok penari. Dalam pertunjukannya, tarian ini diiringi oleh musik karawitan melalui alat musik tradisional khas Kalimantan Selatan, seperti gong, sarunai, babun, dan kurung-kurung. Perpaduan karawitan ini sangat harmoni dengan kelompok tari yang diperankan.Seni tari tantayungan pada awalnya selalu ditampilkan di Desa Ayuang, Barabai. Kemudian kesenian ini dikembangkan di Desa Pangambau Hulu, di Kecamatan Haruyan, tepatnya di Kampung Mu’ui oleh salah satu damang bernama Amat. Kesenian khas ini lalu dikalim oleh para pelaku seni HST, Sarbaini yang ada di Desa Barikin sebagai seni khas Hulu Sungai Tengah. Hingga saat ini keberadaan dari tari Tantayungan sudah hilang karena tergerus oleh zaman.
10. Tari Tandik Balian
Tari Tandik Balian
Tari Tandik Balian adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari suku Dayak Warukin, Kalimantan Selatan. Suku Maanyan sendiri merupakan salah satu subsuku Dayak Maanyan yang menetap di desa Warukin dan desa Haus di Kabupaten Tabalong. Suku Dayak Warukin mempunyai upacara bernama "balian bulat", dimana didalam tradisi ini dibuatlah menjadi sebuah atraksi kesenian tradisional yang disebut dengan "Tari Tandik Balian".
11. Tari Babangsai
Tari Babangsai
Tarian Babangsai adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Provinsi Kalimantan Selatan. Tari Babangsai ini adalah salah satu tarian ritual dari masyarakat suku Dayak Bukit yang dilaksanakan di balai adat di pegunungan Meratus. Tarian ini hampir mirip dengan tarian tradisional Kalimantan Selatan lainnya yaitu Tari Kanjar, hanya saja pada tari Babangsai hanya dilakukan oleh para wanita. Bentuk dari tarian ini pada umumnya berupa gerakan berputar-putar mengitari suatu poros yang berupa altar tempat dimana diletakkan sebuah sesaji. Tarian Babangsai juga mirip dengan tarian Ot Danum, yaitu upacara ritual pada suku Dayak rumpun Ot Danum.
Patut Kamu Baca:
- Kumpulan Candi Paling Megah di Indonesia
- Kebudayaan Jepang Lengkap Gambar dan Penjelasannya
- Fakta Unik Tentang Suku Dayak di Kalimantan
- Sejarah dan Asal Usul Tari Kecak Bali yang Penuh Dengan Pesan Moral
- Adat Pemakaman Yang Ada Di Indonesia
- Kumpulan Upacara Adat di Indonesia Lengkap Gambar Dan Penjelasannya
- Alat Musik Membranophone Modern dan Tradisional Lengkap
- Upacara Adat Jawa Lengkap Gambar dan Penjelasannya
- Alat Musik Harmonis Tradisional Dan Modern
- Kumpulan Macam Alat Musik Gesek Lengkap Gambar dan Penjelasanny
- Pernikahan Suku Termahal di Indonesia
- Teknik Dan Cara Memainkan Talempong Khas Minangkabau
- Bahan Dan Cara Pembuatan Talempong Khas Minangkabau
- 9 Topeng Tradisional Indonesia dan Karakternya
- Kumpulan Kerajinan Daerah Lengkap Gambar, Jenis Bahan, dan Daerah Asalnya
- Tarian Tradisional Dari Kalimantan Selatan Dan Penjelasannya