Cintaindonesia.web.id - Di
Dataran Tinggi Dieng, terdapat beberapa tempat yang dianggap sakral
oleh masyarakat sekitar. Salah satunya adalah Pertapaan Mandalasari.
Berada di antara Telaga Warna dan Telaga Pengilon, di kawasan pertapaan
ini ada 5 (lima) tempat yang biasa dijadikan tujuan untuk ziarah.
Dari samping, batu besar ini akan terlihat menyerupai tokoh Punakawan dalam cerita wayang, yaitu Semar. Menurut sejarah yang beredar di kalangan masyarakat sekitar, Batu Tulis ini merupakan tempat Eyang Purba Wasesa, yaitu leluhur masyarakat Dieng untuk mendapatkan pencerahan. Batu Tulis ini sering menjadi tempat ziarah orangtua atau para pelajar yang sedang mengalami kesulitan dalam studi.
Gua ini merupakan gua yang paling sering dikunjungi oleh para peziarah. Banyak orang yang datang kesini untuk bersemedi di gua ini. Gua ini dinamakan gua semar dikarenakan orang yang bermeditasi disini akan mendapatkan wahyu kasampurnaning jati, yaitu ilmu yang bisa membedakan antara yang baik dan yang buruk. Menurut legenda, wahyu ini diturunkan di Mandalasari, yaitu tempat tertinggi di khayangan. Yang pertama mendapatkan wahyu ini adalah Dewa Ismaya yang kemudian mengubah wujudnya menjadi sosok Semar.
Dari 4 (empat) gua yang ada di kawasan ini, inilah gua yang paling muda. Nama “pengantin” sendiri yang diberikan pada gua ini merupakan usulan dari pihak Departemen Pariwisata dan Budaya Wonosobo ditahun 2005. Nama ini diberikan karena banyaknya laporan pasangan yang datang ke gua ini kemudian melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan.
Di dalam gua ini, ada sebuah sumber mata air yang disebut Sendang Kamulyaan. Pada sendang ini mengeluarkan tirta perwitasari atau tirta amerta atau tirta nimala. Sumber air ini dianggap suci oleh pemeluk Agama Hindu. Sebelum diadakannya upacara Nyepi atau Melasti, umat Hindu dari Bali akan datang ke sumber mata air ini serta mengambil air suci untuk keperluan upacara.
Dalam bahasa Jawa, kata "jaran" artinya kuda. Gua ini dipercaya dijaga oleh seorang resi atau orang sakti yang bernama Kendali Seto (yang bisa diartikan sebagai penunggang kuda putih). Terdapat sebuah legenda mengenai gua ini. Suatu ketika, ada seekor kuda betina berwarna putih yang masuk ke dalam gua ini. Saat keluar dari gua ini pada keesokan harinya, kuda putih tersebut telah dalam keadaan mengandung. Gua ini juga sering menjadi tempat tujuan ziarah para pasangan yang kesulitan mempunyai keturunan.
Kecuali Gua Pengantin, gua-gua yang ada disini dibatasi dengan gerbang yang dikunci dengan sebuah gembok. Untuk bisa masuk ke dalam gua, haruslah meminta izin kepada pemangku adat setempat.
Terletak di dalam Kawasan Wisata Alam Telaga Warna, harga tiket masuk ke kawasan ini adalah Rp6.000. Kawasan wisata ini buka setiap hari dari jam 06.00 WIB hingga jam 18.00 WIB.
1. Batu Tulis
Batu Tulis
Dari samping, batu besar ini akan terlihat menyerupai tokoh Punakawan dalam cerita wayang, yaitu Semar. Menurut sejarah yang beredar di kalangan masyarakat sekitar, Batu Tulis ini merupakan tempat Eyang Purba Wasesa, yaitu leluhur masyarakat Dieng untuk mendapatkan pencerahan. Batu Tulis ini sering menjadi tempat ziarah orangtua atau para pelajar yang sedang mengalami kesulitan dalam studi.
2. Gua Semar
Gua Semar
Gua ini merupakan gua yang paling sering dikunjungi oleh para peziarah. Banyak orang yang datang kesini untuk bersemedi di gua ini. Gua ini dinamakan gua semar dikarenakan orang yang bermeditasi disini akan mendapatkan wahyu kasampurnaning jati, yaitu ilmu yang bisa membedakan antara yang baik dan yang buruk. Menurut legenda, wahyu ini diturunkan di Mandalasari, yaitu tempat tertinggi di khayangan. Yang pertama mendapatkan wahyu ini adalah Dewa Ismaya yang kemudian mengubah wujudnya menjadi sosok Semar.
3. Gua Pengantin
Gua Pengantin
Dari 4 (empat) gua yang ada di kawasan ini, inilah gua yang paling muda. Nama “pengantin” sendiri yang diberikan pada gua ini merupakan usulan dari pihak Departemen Pariwisata dan Budaya Wonosobo ditahun 2005. Nama ini diberikan karena banyaknya laporan pasangan yang datang ke gua ini kemudian melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan.
4. Gua Sumur
Gua Sumur
Di dalam gua ini, ada sebuah sumber mata air yang disebut Sendang Kamulyaan. Pada sendang ini mengeluarkan tirta perwitasari atau tirta amerta atau tirta nimala. Sumber air ini dianggap suci oleh pemeluk Agama Hindu. Sebelum diadakannya upacara Nyepi atau Melasti, umat Hindu dari Bali akan datang ke sumber mata air ini serta mengambil air suci untuk keperluan upacara.
5. Gua Jaran
Gua Jaran
Dalam bahasa Jawa, kata "jaran" artinya kuda. Gua ini dipercaya dijaga oleh seorang resi atau orang sakti yang bernama Kendali Seto (yang bisa diartikan sebagai penunggang kuda putih). Terdapat sebuah legenda mengenai gua ini. Suatu ketika, ada seekor kuda betina berwarna putih yang masuk ke dalam gua ini. Saat keluar dari gua ini pada keesokan harinya, kuda putih tersebut telah dalam keadaan mengandung. Gua ini juga sering menjadi tempat tujuan ziarah para pasangan yang kesulitan mempunyai keturunan.
Kecuali Gua Pengantin, gua-gua yang ada disini dibatasi dengan gerbang yang dikunci dengan sebuah gembok. Untuk bisa masuk ke dalam gua, haruslah meminta izin kepada pemangku adat setempat.
Terletak di dalam Kawasan Wisata Alam Telaga Warna, harga tiket masuk ke kawasan ini adalah Rp6.000. Kawasan wisata ini buka setiap hari dari jam 06.00 WIB hingga jam 18.00 WIB.
Patut Kamu Baca:
- Sejarah Lampion Dalam Perayaan Imlek dan Cap Go Meh
- Tari Naga, Tarian Tradisional Dari Cina
- Wisata Edukatif di Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta
- Museum Sumpah Pemuda di Jakarta
- Mengenal Rumah Adat Betawi Dan Penjelasannya
- Klenteng Kim Tek le, Klenteng Tertua di Jakarta
- Taman Ismail Marzuki, Wisata Seni dan Budaya di Jakarta
- Taman Budaya Tionghoa di Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
- Wisata Pulau Air di Kepulauan Seribu Jakarta
- Sejarah Prangko Indonesia di Museum Prangko
- Wisata Pulau Karya di Kepulauan Seribu Jakarta
- Taman Mini Indonesia Indah, Taman Wisata Budaya Indonesia
- Wisata Pantai Pasir Perawan di Pulau Pari Kepulauan Seribu Jakarta
- Wisata Pulau Tidung di Kepulauan Seribu Jakarta
- Umbul Sidomukti, Kawasan Wisata Alam di Semarang Jawa Tengah
- Little Netherland, Kota Lama di Semarang Jawa Tengah
- Pagoda Buddhagaya, di Watugong Semarang Jawa Tengah
- Tahu Gimbal, Makanan Khas Semarang Jawa Tengah
- Wisata Rawa Pening di Ambarawa Semarang Jawa Tengah
- Wisata Pantai Bandengan di Jepara Jawa Tengah
- Garang Asem, Makanan Khas Jawa Tengah
- Lumpia Semarang, Makanan Khas Semarang Jawa Tengah
- Wisata Sumur Jalatunda di Dieng Jawa Tengah
- Wisata Kawah Candradimuka di Banjarnegara Jawa Tengah
- Kampoeng Batik Laweyan, Kampung Batik di Solo Jawa Tengah
- 5 Situs Sakral di Pertapaan Mandalasari Dieng