Bali
memang terkenal sebagai tempat yang menarik, dimana ditempat ini banyak
sekali kekayaan kebudayaan di dalam masyarakat Bali setempat.
Kebudayaan masyarakat Bali banyak dikemas sebagai obyek wisata budaya
dan sangat digemari oleh masyarakat luas. Jadi tidaklah heran bila salah
satu tujuan mereka untuk datang ke Pulai Bali adalah karena adanya
upacara adat yang tentunya sangat unik, dimana mereka dapat menyaksikan
sendiri secara langsung bahkan ada juga yang sampai terlibat di
dalamnya. Nah apa sajakah upacara adat yang ada di Bali? Mari kita simak
uraiannya di bawah ini!
Upacara Ngaben merupakan upacara pembakaran jenazah atau mayat di Provinsi Bali. Pada saat orang telah meninggal bagi masyarakat Bali wajib untuk disucikan dengan menggunakan media api, yaitu dengan cara dibakar sampai menjadi abu. Barulah hasil pembakaran atau abu dari pembakaran mayat tersebut dilarungkan di laut atau di sungai. Tujuan dari upacara ngaben ini yaitu penyucian elemen jiwa dan juga raga yang wajib dilakukan oleh masyarakat agama hindu di Bali. Upacara ini juga berfungsi untuk mengikhlaskan para sanak keluarga yang ditinggal meninggal. Banyak sekali para wisatawan yang datang hanya untuk melihat prosesi upacara Ngaben ini.
Desa Trunyan merupakan salah satu desa yang dikenal mempunyai tradisi sangat unik, dimana di desa ini ada upacara untuk menguburkan jenazah atau mayat orang yang telah meninggal cukup dengan cara digeletakkan disekitar pohon taru yang ada didekat desa mereka. Pohon taru ini bukanlah pohon sembarangan, sebab dapat mengeluarkan enzim dan juga bau wangi, sehingga saat mayat orang yang telah meninggal diletakkan saja disekitar pohon tersebut maka tidak akan menimbulkan bau busuk, malah akan berbau wangi.
Upacara Ngurek merupakan upacara yang hampir mirip dengan kesenian debus, dimana para pemain yang terlibat di dalam upacara ini wajib untuk menusuk-busuk tubuhnya dengan memakai keris. Tujuan dari Upacara adat Ngurek ini yaitu manusia wajib untuk percaya dengan Tuhan Yang Maha Esa, saat manusia telah percaya lahir bathin maka akan adanya pertolongan yang berupa anugerah dan juga berkah dari Sang Kuasa terhadap manusia tersebut. Tidak heran bila banyak yang beranggapan jika Upacara Ngurek ini sangat mirip dengan debus di Banten.
Upacara melasti merupakan upacara adat yang berfungsi untuk pensucian diri manusia dan kehidupannya, dimana sebelum memasuki Hari Raya Nyepi di Bali masyarakat hindu Bali wajib melakukan bersembahyang dan juga berdoa di tepi pantai. Unsur-unsur jahat dan juga buruk yang ada didiri manusia nantinya akan dibuang dan kemudian dilarung ke lautan. Upacara Melasti ini merupakan upacara adat yang berfungsi untuk mensucikan manusia yang dimana selalu mempunyai dosa sebab manusia bukanlah makhluk yang sangat sempurna, karena manusia kerap melakukan sebuah kesalahan dan juga khilaf bahkan berbuat dosa sehingga Upacara melasti ini dilakukan untuk tujuan tersebut. Nah jadi manusia yang telah mengikuti upacara melasti ini akan terlahir kembali secara bersih baik itu jiwa maupun raga.
Omed-Omedan pada upacara ini artinya adalah saling tarik menarik. Di dalam kegiatan inti pada Upacara Omed-Omedan ini para peserta yang terlibat didalam upacara ini akan saling tarik menarik dan kemudian diangkat untuk saling cium-ciuman. Yang berhak untuk melakukan tradisi cium-ciuman ini yaitu peserta laki-laki yang diangkat oleh para peserta lain dengan perempuan yang diangkat oleh para peserta lain pula. Tradisi ini berfungsi untuk silaturahmi, kegembiraan bersama, dan juga untuk menolak bala segala macam mala petaka untuk masyarakat yang mempercayainya.
Upacara Mepandes adalah upacara adat masyarakat Bali yang bertujuan untuk pembersihan diri, dimana 6 gigi taring dirahang pada manusia yang sudah tumbuh dewasa dikikir sampai merata. Tujuannya yaitu untuk menghilangkan unsur buruk dan juga kejahatan yang disimbolkan dengan 6 gigi taring tersebut menjelang usianya yang menuju ke dewasaan. Diharapkan dengan adanya upacara bernama mepades ini manusia akan berbuat baik dimanapun mereka tidak akan luput dari godaan sehingga sifat jahat bisa diminimalisir sejak dini.
Upacara Tumpek Landep merupakan upacara adat masyarakat Bali dimana senjata dan juga peralatan yang dipunyai masyarakat Bali disucikan dengan cara sesaji dan doa-doa, dimana sesudah dikumpulkan dan kemudian diberkati oleh para pemuka adat, diharapkan senjata dan juga peralatan masyarakat bali bisa dipakai dengan baik dan dapat membawa keberkahan di dalam kehidupan sehari-hari dari si pemilik senjata dan juga peralatan tersebut. Umumnya pengumpulan senjata dan juga peralatan dari masyarakat tersebut dilakukan di pura-pura dan tentunya sudah dipilih sebagai tempat yang tepat dan juga sakral untuk pemberian pemberkatan terhadap senjata dan juga peralatan mereka sehari-hari.
Advertisement
Upacara Mesuryak adalah tradisi upacara adat masyarakat Provinsi Bali dimana dilakukan dengan cara melempar uang ke atas sesudah hari Galungan, yaitu tepatnya di gelar dihari Kuningan, yaitu 10 hari sesudah hari Galungan. Tujuan dari upacara adat ini yaitu sebagai persembahan atau memberikan bekal terhadap para leluhur masyarakat Povinsi Bali yang mana dihari Galungan mereka akan turun ke bumi guna memberkati anak cucu mereka, dan kemudian kembali ke nirwana dihari Kuningan.
Upacara Perang Pandam atau yang disebut dengan Mekare-kare ini merupakan upacara dimana orang-orang yang terlibat didalamnya akan saling menghantamkan daun pandan yang berduri satu dengan yang lainnya. Upacara ini umumnya dipersembahkan dan juga ditujukan terhadap Dewa Indra yang merupakan Dewa Perang untuk masyarakat Bali kuno. Di dalam upacara ini anehnya para peserta tidak akan merasa kesakitan bila terkena ujung duri pandan meskipun lecet dan berdarah, sebab setelah upacara adat ini mereka semua akan diobati dan kemudian disucikan juga oleh para pemangku adat serta pendeta yang memimpin upacara.
Upacara Megibung merupakan upacara yang dilakukan sebagai bentuk kebersamaan dan juga kekeluargaan dari masyarakat Provinsi Bali, dimana masyarakat akan berkumpul untuk makan bersama-sama. Tujuan diadakan upacara adat ini yaitu sebagai bentuk silaturahmi diantara masyarakat dengan rasa kebersamaan, dimana masyarakat yang datang wajib untuk makan bersama didalam satu wadah yang sama. Disinilah akan berasa kebersamaan dan juga kekeluargaan serta keakraban dari warga yang datang terbentuk. Serunya tradisi Megibung memang kerap kali dilihat dan juga dijumpai di masyarakat Bali, dimana terkadang pula para wisatawan yang datang juga diajak untuk makan bersama.
1. Upacara Ngaben
Upacara Ngaben
Upacara Ngaben merupakan upacara pembakaran jenazah atau mayat di Provinsi Bali. Pada saat orang telah meninggal bagi masyarakat Bali wajib untuk disucikan dengan menggunakan media api, yaitu dengan cara dibakar sampai menjadi abu. Barulah hasil pembakaran atau abu dari pembakaran mayat tersebut dilarungkan di laut atau di sungai. Tujuan dari upacara ngaben ini yaitu penyucian elemen jiwa dan juga raga yang wajib dilakukan oleh masyarakat agama hindu di Bali. Upacara ini juga berfungsi untuk mengikhlaskan para sanak keluarga yang ditinggal meninggal. Banyak sekali para wisatawan yang datang hanya untuk melihat prosesi upacara Ngaben ini.
2. Upacara Penguburan Mayat di Trunyan
Upacara Penguburan Mayat di Trunyan
Desa Trunyan merupakan salah satu desa yang dikenal mempunyai tradisi sangat unik, dimana di desa ini ada upacara untuk menguburkan jenazah atau mayat orang yang telah meninggal cukup dengan cara digeletakkan disekitar pohon taru yang ada didekat desa mereka. Pohon taru ini bukanlah pohon sembarangan, sebab dapat mengeluarkan enzim dan juga bau wangi, sehingga saat mayat orang yang telah meninggal diletakkan saja disekitar pohon tersebut maka tidak akan menimbulkan bau busuk, malah akan berbau wangi.
3. Upacara Ngurek
Upacara Ngurek
Upacara Ngurek merupakan upacara yang hampir mirip dengan kesenian debus, dimana para pemain yang terlibat di dalam upacara ini wajib untuk menusuk-busuk tubuhnya dengan memakai keris. Tujuan dari Upacara adat Ngurek ini yaitu manusia wajib untuk percaya dengan Tuhan Yang Maha Esa, saat manusia telah percaya lahir bathin maka akan adanya pertolongan yang berupa anugerah dan juga berkah dari Sang Kuasa terhadap manusia tersebut. Tidak heran bila banyak yang beranggapan jika Upacara Ngurek ini sangat mirip dengan debus di Banten.
4. Upacara Melasti
Upacara Melasti
Upacara melasti merupakan upacara adat yang berfungsi untuk pensucian diri manusia dan kehidupannya, dimana sebelum memasuki Hari Raya Nyepi di Bali masyarakat hindu Bali wajib melakukan bersembahyang dan juga berdoa di tepi pantai. Unsur-unsur jahat dan juga buruk yang ada didiri manusia nantinya akan dibuang dan kemudian dilarung ke lautan. Upacara Melasti ini merupakan upacara adat yang berfungsi untuk mensucikan manusia yang dimana selalu mempunyai dosa sebab manusia bukanlah makhluk yang sangat sempurna, karena manusia kerap melakukan sebuah kesalahan dan juga khilaf bahkan berbuat dosa sehingga Upacara melasti ini dilakukan untuk tujuan tersebut. Nah jadi manusia yang telah mengikuti upacara melasti ini akan terlahir kembali secara bersih baik itu jiwa maupun raga.
5. Upacara Omed-Omedan
Upacara Omed-Omedan
Omed-Omedan pada upacara ini artinya adalah saling tarik menarik. Di dalam kegiatan inti pada Upacara Omed-Omedan ini para peserta yang terlibat didalam upacara ini akan saling tarik menarik dan kemudian diangkat untuk saling cium-ciuman. Yang berhak untuk melakukan tradisi cium-ciuman ini yaitu peserta laki-laki yang diangkat oleh para peserta lain dengan perempuan yang diangkat oleh para peserta lain pula. Tradisi ini berfungsi untuk silaturahmi, kegembiraan bersama, dan juga untuk menolak bala segala macam mala petaka untuk masyarakat yang mempercayainya.
6. Upacara Mepandes
Upacara Mepandes
Upacara Mepandes adalah upacara adat masyarakat Bali yang bertujuan untuk pembersihan diri, dimana 6 gigi taring dirahang pada manusia yang sudah tumbuh dewasa dikikir sampai merata. Tujuannya yaitu untuk menghilangkan unsur buruk dan juga kejahatan yang disimbolkan dengan 6 gigi taring tersebut menjelang usianya yang menuju ke dewasaan. Diharapkan dengan adanya upacara bernama mepades ini manusia akan berbuat baik dimanapun mereka tidak akan luput dari godaan sehingga sifat jahat bisa diminimalisir sejak dini.
7. Upacara Tumpek Landep
Upacara Tumpek Landep
Upacara Tumpek Landep merupakan upacara adat masyarakat Bali dimana senjata dan juga peralatan yang dipunyai masyarakat Bali disucikan dengan cara sesaji dan doa-doa, dimana sesudah dikumpulkan dan kemudian diberkati oleh para pemuka adat, diharapkan senjata dan juga peralatan masyarakat bali bisa dipakai dengan baik dan dapat membawa keberkahan di dalam kehidupan sehari-hari dari si pemilik senjata dan juga peralatan tersebut. Umumnya pengumpulan senjata dan juga peralatan dari masyarakat tersebut dilakukan di pura-pura dan tentunya sudah dipilih sebagai tempat yang tepat dan juga sakral untuk pemberian pemberkatan terhadap senjata dan juga peralatan mereka sehari-hari.
8. Upacara Mesuryak
Upacara Mesuryak
Upacara Mesuryak adalah tradisi upacara adat masyarakat Provinsi Bali dimana dilakukan dengan cara melempar uang ke atas sesudah hari Galungan, yaitu tepatnya di gelar dihari Kuningan, yaitu 10 hari sesudah hari Galungan. Tujuan dari upacara adat ini yaitu sebagai persembahan atau memberikan bekal terhadap para leluhur masyarakat Povinsi Bali yang mana dihari Galungan mereka akan turun ke bumi guna memberkati anak cucu mereka, dan kemudian kembali ke nirwana dihari Kuningan.
9. Upacara Perang Pandan
Upacara Perang Pandan
Upacara Perang Pandam atau yang disebut dengan Mekare-kare ini merupakan upacara dimana orang-orang yang terlibat didalamnya akan saling menghantamkan daun pandan yang berduri satu dengan yang lainnya. Upacara ini umumnya dipersembahkan dan juga ditujukan terhadap Dewa Indra yang merupakan Dewa Perang untuk masyarakat Bali kuno. Di dalam upacara ini anehnya para peserta tidak akan merasa kesakitan bila terkena ujung duri pandan meskipun lecet dan berdarah, sebab setelah upacara adat ini mereka semua akan diobati dan kemudian disucikan juga oleh para pemangku adat serta pendeta yang memimpin upacara.
10. Upacara Megibung
Upacara Megibung
Upacara Megibung merupakan upacara yang dilakukan sebagai bentuk kebersamaan dan juga kekeluargaan dari masyarakat Provinsi Bali, dimana masyarakat akan berkumpul untuk makan bersama-sama. Tujuan diadakan upacara adat ini yaitu sebagai bentuk silaturahmi diantara masyarakat dengan rasa kebersamaan, dimana masyarakat yang datang wajib untuk makan bersama didalam satu wadah yang sama. Disinilah akan berasa kebersamaan dan juga kekeluargaan serta keakraban dari warga yang datang terbentuk. Serunya tradisi Megibung memang kerap kali dilihat dan juga dijumpai di masyarakat Bali, dimana terkadang pula para wisatawan yang datang juga diajak untuk makan bersama.
Mungkin Yang Kamu Cari:
- Begini Perbedaan Batik Tulis dan Batik Print
- 3 Perbedaan Batik Jogja dan Solo Yang Harus Kamu Ketahui
- Macam - Macam Kain Tradisional Dari Indonesia
- Motif Batik Indonesia yang Terkenal dan Asal Daerahnya Lengkap
- Desa Adat yang Ada di Indonesia Beserta Daerahnya
- Motif - Motif Batik Cirebon Yang Terkenal
- Fakta - Fakta Unik Tentang Batik Indonesia
- Fakta Unik Suku Mentawai di Sumatera Barat
- Tradisi Unik dan Menyakitkan dari Suku Mentawai
- Jenis - Jenis Wayang Yang Ada di Indonesia
- Suku yang Paling Ditakuti di Dunia Termasuk ada Yang dari Indonesia
- Alasan Pentingnya Marga Bagi Orang Batak
- Makanan Khas Jawa Timur yang Terkenal dan Populer
- Tokoh Punakawan Dalam Wayang Kulit
- Sejarah Singkat Candi Prambanan di Yogyakarta
- Kumpulan Upacara Adat Bali Lengkap Gambar dan Penjelasannya