Tari Cokek adalah sebuah tari tradisional
yang berasal dari budaya masyarakat Betawi, DKI Jakarta. Tarian ini
lahir dari akulturasi budaya Tionghoa dan budaya Betawi pada masa silam.
Asal usul tarian ini diperkirakan bermula ketika ada seorang
tuan tanah keturunan Tionghoa, bernama Tan Sio Kek yang kerap mengadakan
pesta di rumahnya. Pesta ini menyuguhkan permainan musik khas Tionghoa
dengan instrumen seperti rebab 2 dawai yang dipadukan dengan alat musik
tradisional Betawi, seperti suling, gong, dan kendang. Dari permainan
musik ini, para tamu yang datang ikut menari mengikuti irama dari
tetabuhan yang dimainkan, sehingga lambat laun terciptalah tarian yang bernama Cokek ini.
Tari Cokek
Nama Cokek pada tarian ini diperkirakan berasal dari nama selendang yang
digunakan dalam tarian. Namun, ada pula yang berpendapat bahwa nama
tersebut berasal dari nama si tuan tanah, Tan Sio Kek yang dalam
pelafalan Betawi lebih nyaman di sebut Sokek atau Cokek.
Terlepas dari mana sebetulnya nama Cokek diperoleh, yang jelas kini
tari Cokek masih tetap eksis khususnya dalam budaya masyarakat Betawi,
baik yang ada di DKI Jakarta maupun yang bermukim di daerah Tangerang
Selatan dan sekitarnya.
Baca Juga:
Artikel Tarian Cakalele Tarian Adat Dari Maluku
1. Tema dan Makna Filosofi
Selain sebagai sarana hiburan, kini fungsi tari Cokek kini bergeser
menjadi tari ucapan selamat datang bagi tamu. Tak heran bila karena
fungsi ini, tari cokek kerap dipentaskan ketika ada acara hajatan
sebagai sarana penghormatan bagi tamu yang datang.
2. Gerakan Tari Cokek
Tari cokek diawali dengan wawayangan atau alunan musik gambang kromong
yang mengiringi masuknya para penari wanita ke atas panggung. Di awal
tarian, para penari bergerak maju mundur silih berganti sembari
merentangkan tangan setinggi bahu mengikuti irama musik. Gerakan ini
dilanjutkan dengan ragam gerakan lain hingga salah satu penari utama
mengajak tamu yang hadir untuk ikut menari dengan mengalungkan selendang
yang dibawanya ke leher tamu tersebut. Tamu yang mendapat giliran
pertama biasanya adalah tamu yang paling terhormat. Selengkapnya tentang
gerakan-gerakan tari Cokek ini bisa Anda lihat pada video berikut:
3. Iringan Tari
Tari cokek asal Betawi diiringi oleh permainan alat musik tradisional Betawi,
yaitu gambang kromong. Gambang kromong sendiri terdiri dari beberapa
instrumen alat musik, misalnya gambang, kromong, suling, gong, gendang,
kecrek, dan sukong, tehyan, atau kongahyan.
4. Setting Panggung
Dalam pementasan tari cokek, panggung disetting sedemikian rupa agar
terkesan luas. Hal ini mengingat nantinya selain diisi oleh para penari,
panggung juga bisa diisi oleh para tamu yang diajak menari (ngibing).
Para pemain musik gambang kromong yang biasanya terdiri dari 7 orang,
kerap berada di bagian belakang atau samping panggung secara
berkelompok. Sementara para penarinya yang bisa terdiri dari 5 sd 10
wanita berjajar di atas panggung mengikuti setiap ritme dan irama yang
dibawakan para pemusik.
5. Tata Rias dan Tata Busana
Para penari cokek umumnya akan dirias terlebih dahulu sebelum naik
panggung. Rambut mereka disisir rapi ke belakang, dikuncir, atau
disanggul lengkap dengan hiasan kembang goyang atau hiasan kepala burung
hong. Untuk busananya, mereka mengenakan baju adat Betawi yang terdiri
dari baju kurung dan celana hitam berbahan kain satin. Baju kurungnya
sendiri biasanya punya warna yang mencolok, seperti hijau, kuning,
merah, atau ungu.
6. Properti Tari
Tidak ada properti lain yang digunakan dalam tarian ini selain sehelai
selendang yang biasa diletakan di bahu penarinya. Selendang yang bernama
“Cokek” ini digunakan sebagai sarana mengundang tamu untuk ikut menari
di atas panggung, sama seperti fungsi selendang pada tarian Jaipong asal
Jawa Barat dan tari Gandrung Banyuwangi.
Searches related to Tari Cokek Asal Betawi
- asal usul tari cokek
- gerakan dasar tari cokek
- fungsi tari cokek
- tari cokek banten
- musik pengiring tari cokek
- makna tari cokek
- jumlah penari tari cokek
- nilai estetis tari cokek