Tari Bondan adalah sebuah tarian tradisional yang berasal dari daerah Surakarta, Jawa Tengah.
Tarian ini termasuk tarian klasik yang telah ada sejak lama. Tidak
diketahui bagaimana asal mula sejarah kemunculannya tapi yang jelas,
tarian ini sekarang sangat populer karena dianggap mewakili kehidupan
wanita Jawa pada umumnya.
Tari Bondan
Tari Bondan banyak dipelajari di sanggar-sanggar tari yang ada di sekitar Jawa Tengah.
Bahkan beberapa tahun terakhir, tarian ini juga menjadi salah satu
bagian ekstrakulikuler yang dipelajar di sekolah-sekolah. Penasaran
seperti apa keunikan dari tarian tradisional ini? Simak pemaparan
sejarah, makna filosofis, ragam gerak, iringan musik, serta
aturan-aturan dalam hal kostum dan properti yang wajib ada pada tari
Bondan secara lengkap pada pembahasan berikut!
1. Tema dan Makna Filosofi
Tari Bondan secara umum merupakan sebuah sendra tari yang mengisahkan
tentang kehidupan seorang ibu dalam mengasuh anaknya yang baru lahir.
Kisah yang diangkat dalam sendra tari ini sendiri memiliki nilai
filosofis tentang gambaran kehidupan wanita Jawa yang lemah lembut dan
penyayang. Selain itu, pada salah satu versinya, yaitu versi Bondan
Tani, tarian ini juga menggambarkan filosofis wanita Jawa yang mau
bekerja keras dan tak kenal lelah.
2. Gerakan Tari Bondan
Tari Bondan kini terbagi ke dalam 3 versi utama dengan gerakan yang
saling berbeda. Ketiga versi tersebut adalah tari Bondan Cindogo, Bondan
Mardisiwi, dan tari Bondan Pegunungan atau Bondan Tani.
Ketiga versi tari Bondan tersebut selain memiliki gerakan
yang berbeda juga mempunyai tampilan pembawaan dan ekspresi yang
berlainan. Tari Bondan Condogo yang menggambarkan kisah seorang ibu saat
kehilangan bayinya yang baru lahir setelah meninggal dunia, dibawakan
dalam ekspresi dan nuansa sedih; tari Bondan Mardisiwi yang
menggambarkan kebahagian seorang ibu yang untuk pertama kalinya memiliki
momongan dibawakan dengan ekspresi ceria; sementara tari Bondan Tani
(Pegunungan) yang menggambarkan tanggung jawab seorang ibu yang selain
bertugas mengasuh bayi juga mau membantu pekerjaan suaminya dibawakan
dalam ekspresi yang serius.
Di antara ketiga versi tari Bondan di atas, yang dianggap
sebagai versi paling sulit adalah versi Bondan Tani. Dalam versi
tersebut, ada sebuah gerakan yang mewajibkan penari untuk menari di atas
kendi sambil memegang payung dan boneka sesuai irama gending. Untuk
tahu bagaimana sulitnya memperagakan gerakan tersebut, silakan simak
video tari Bondan yang sengaja saya sematkan berikut ini.
3. Iringan Tari
Dalam pementasannya, baik pada versi Bondan Cindogo, Bondan Mardisiwi,
maupun Bondan Pegunungan secara keseluruhan tari ini akan diiringi
dengan orkestra gamelan Jawa yang dimainkan kelompok laki-laki. Selain
itu, dalam kelompok pemain gamelan juga terdapat sinden yang menyanyikan
syair atau gending khas Jawa, misalnya gending Ayak-ayakan dan gending
Ladrang Ginonjing.
4. Setting Panggung
Sejauh pengetahuan kami, tidak ada aturan khusus yang mengatur bagaimana
setting panggung dari tari Bondan. Tarian ini dapat dimainkan secara
berkelompok maupun tunggal. Adapun bila dilakukan secara berkelompok,
para penari harus berjajar dengan jarak sekitar 2 meter. Jarak ini
dibuat untuk memudahkan gerakan dan tidak saling berbenturan ketika
memperagakan tarian.
5. Tata Rias dan Tata Busana
Riasan dan kostum yang dikenakan para penari Bondan berupa pakaian adat Jawa yang
terdiri dari atasan kemben atau kebaya, bawahan kain batik, selendang,
benting, serta sanggul yang dirias dengan konde. Kostum dan riasan ini
adalah kostum dan riasan sederhana yang dahulu memang umum digunakan
oleh para gadis desa.
6. Properti Tari
Hal yang menarik dari tarian ini terletak pada banyaknya properti yang
digunakan dalam tarian. Secara umum, properti tari bondan sendiri
menyesuaikan dengan versi kisah tari yang dibawakan.
Untuk tari bondan cindogo dan bondan mardisiwi,
properti yang digunakan adalah kendi, payung kertas, dan boneka.
Sementara dalam tari bondan tani, properti tersebut dilengkapi lagi
dengan tenggok (keranjang bambu), caping (topi), dan alat pertanian
seperti cangkul, golok, atau sabit.